Tarutung (Antaranews Sumut) - Ikatan Bidan Indonesia cabang Tapanuli Utara menggelar kegiatan seminar sehari IBI untuk meningkatkan profesionalitas bidan melalui penguatan etika profesi dan karakter demi pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat.

"Melalui kegiatan ini, para bidan diharapkan semakin mampu untuk melayani kesehatan masyarakat melalui tindakan profesional, disiplin, dan berkarakter," ujar Ketua IBI Taput Berta Tambunan, di tengah agenda yang digelar di Aula Kantor Bupati Taput, Sabtu.

Dilaporkannya, seminar diikuti oleh 500 peserta yang terdiri atas bidan yang mengabdi di jajaran Puskesmas se-Taput, RSU Tarutung, Akbid Tarutung, serta anggota IBI yang bekerja di instansi pemerintahan lainnya.

Kegiatan seminar menghadirkan tiga narasumber, yakni Ketua IBI Sumut Idau Ginting yang mengulas tentang keberadaan organisasi profesi tersebut, Psikolog Theresia Panggabean, serta Inspektorat Taput yang diwakili Irban II Jhonson Aritonang melalui materi paparan berjudul 'peran APIP dalam penyelenggaraan pelayanan publik'.

"Para bidan harus bersikap sebagai kaum intelektual dalam menerapkan pelayanan dengan memahami tugas dan fungsi yang mencerminkan diri sebagai bagian dari organisasi profesi yang handal," terang Jhonson.

Baca juga: Mahasiswa tuntut penggantian rektor

Agenda seminar dibuka oleh Bupati Taput yang diwakili staf ahli bidang administrasi Herli Sinaga yang menyambut positif pelaksanaan kegiatan tersebut.

"Seminar ini harus dijadikan sebagai kegiatan evaluasi pelayanan bidan agar mampu meningkatkan kualitas pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi pelayanan kesehatan ibu dan anak," sebutnya.

Dijelaskan, Pemkab Taput telah mengupayakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui ketersediaan sejumlah fasilitas pendukung seperti mobil ambulans yang dapat dipergunakan untuk merujuk pasien, serta kebijakan yang sangat memperhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan.

"Bidan adalah garda terdepan untuk menyehatkan ibu dan anak demi masa depan generasi penerus. Kenapa mereka, itu karena dokter masih jarang ada di desa," jelasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018