Kupang, (Antaranews Sumut) - Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas I Kupang Jimmy Elwaren mengatakan Tiongkok mulai meminati komoditas gurita beku dari Nusa Tenggara Timur dengan permintaan ekspor sebanyak 15,8 ton pada Februari 2018.

"Komoditas gurita beku merupakan satu-satunya produk perikanan yang diminta negara Tiongkok dengan jumlah yang diekspor pada Februari 2018 sekitar 15,8 ton," kata Jimmy Elwaren saat dihubungi Antara di Kupang, Selasa.

KIPM Kupang mencatat, nilai ekspor komoditas gurita beku yang dikirim ke negeri Tirai Bambu itu mencapai sekitar 30.419 dolar AS.

Ia mengatakan, permintaan produk komoditas gurita beku dari negeri Tiongkok itu untuk pertama kalinya dalam tahun 2018.

"Jenis komoditi yang diminta juga masih hanya untuk gurita beku dengan frekuensi satu kali pengiriman," katanya.

Dalam catatan KIPM Kupang, selama dua tahun terkahir (2016 hingga 2017), tidak ada permintaan produk perikanan dari Nusa Tenggara Timur yang masuk ke negeri Tirai Bambu itu.

Ia menjelaskan dari sejumlah negara tujuan ekspor pada Februari 2018, hanya Tiongkok yang berminat mengimpor produk gurita beku dari NTT.

Jimmy mengatakan, adapun ekspor pada Februari dilakukan ke sejumlah negara selain Tiongkok di antaranya, Timor Leste, Brunei Darusalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Jepang.

Ia menyebut, sejumlah komoditi dominan yang diekspor yaitu ikan anggoli, kakap, tuna loin, dan ikan kering dengan frekuensi ekspor terbanyak yaitu produk ikan kering ke Timor Leste mencapai 17 kali, dengan nilai ekspor seluruhnya sekitar Rp84,717 miliar.

    
 

Pewarta: Aloysius Lewokweda

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018