Medan, (Antaranews Sumut) - Darah seni bela diri asal Jepang ini telah mengalir dalam tubuh jujitsan Medan ini sejak dirinya duduk dibangku kelas VIII. Tekad untuk terus meraih prestasi terus tertanam dalam jiwa jujitsan bernama Rio Fernando.
Jujitsan yang dilahirkan di Medan ini berambisi untuk menjadi bagian tim Indonesia dalam kejuaraan internasional. Apalagi dirinya telah tercatat peraih medali perak pada ajang Kejuaraan Jujitsu tingkat Asia pada tahun 2012.
Anak dari pasangan dari Syahril Tanjung dan almarhumah Ernawati Sikumbang ini terus melakukan pembenahan terhadap diri sendiri dengan memperbaiki teknik kuncian dan bantingan.
Hal ini dilakukan penyandang sabuk hitam Dan II sebagai persiapan untuk menghadapi even regional, nasional dan internasional.
Peraih medali perak dalam pertandingan kelas B putra Piala Kapoldasu 2007, telah menggeluti Jujitsu selama 14 tahun.
Ilmu jujitsu yang telah dipelajari disalurkan kepada kawula muda dengan membimbing dan membina serta memberikan materi jujitsu secara teori dan praktik di Dojo Rorinata.
"Saya tak akan berhenti untuk mengejar prestasi dalam bidang olahraga, khususnya bela diri jujitsu. Untuk meraihnya tentu dibutuhkan kemauan dan kerja keras dengan terus melakukan latihan dan latihan" ujar jujitsan peraih perak kelas bebas Piala Kapoltabes 2009 di Medan.
Peraih medali emas katagori kelas master B kejuaraan Daeah Piala Gubernur Sumut 2017 menuturkan kejuaraan bergengsi untuk para jujitsan tentu PON XX/2020 Papua.
Meskipun hanya sebagai eksbisi namun dapat menambah pengalaman seorang jujitsan. Selain yang paling bergengsi pesta olahraga Asean Games yang diselenggarakan di Indonesia tahun ini.
"Impian untuk dapat berlaga di even internasional seperti Asean Games merupakan dambaan setiap atlet. PBJI Pusat telah membentuk tim nasional jujitsu untuk menyeleksi para jujitsan. Hal ini merupakan kesempatan emas bagi PBJI Sumut untuk mengirimkan jujitsan terbaik untuk menjadi bagian tim Indonesia" tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018