Medan, (Antaranews Sumut) - Pasokan bahan olah karet atau bokar di pabrikan crum rubber Sumatera Utara semakin ketat akibat musim gugur daun masih terus berlangsung di beberapa daerah produsen.

"Gugur daun di tanaman karet sudah berlangsung 80 - 90 persen dan itu membuat pasokan ke pabrik crumb rubber di Sumut bisa berkurang hingga 60 persen termasuk untuk saat pemulihan,"ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Senin.

Menurut dia, gugur daun sudah terjadi sejak akhir Januari 2018 dan biasanya berlangsung hingga tiga bulan secara bertahap.

Setelah usai gugur daun, ada "recovery" selama tiga bulan lagi.

"Jadi dari musim gugur daun dan `recovery` ada sekitar enam bulan dan itu membuat produksi bisa berkurang hingga 60 persen," katanya.

Pengurangan produksi terbesar terjadi pada saat "recovery".

Edy menyebutkan produksi karet Sumut yang sebagian besar dihasilkan kebun petani tidak diketahui pasti.

Namun produksi pabrikan karet di daerah itu termasuk yang dipasok dari daerah lain berkisar 450.000 ton per tahun.

Meski produksi turun, ujar Edy, harga jual tidak mengalami kenaikan karena di negara produsen lain seperti Thailand dan Vietnam justru sedang banyak.

Edy menyebutkan harga ekspor masih di sekitar 1,49 dolar AS per kg.

Adapun harga bokar di tingkat petani masih di sekitaran Rp6.000 hingga Rp7.000 per kg.

Pada 2017, harga rata-rata ekspor SIR20 naik 19,80 persen atau menjadi 1,65 dolar AS per kg dari 1,37 dolar AS per kg pada 2016. 

Pewarta: Evalisa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018