Langkat, 14/12 (Antara) - Seluas 47,3 hektare tanaman padi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa tikus, kresek, blas, siput murbei, rumput, penggerek batang dan kepinding tanah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Nasiruddin, di Stabat, Kamis mengatakan dari 47,3 hektare itu, seluas 12,6 hektare di Kecamatan Sei Bingei, Binjai, Stabat, Pematang Jaya dan Kuala.
"Namun upaya pengendalian agar tidak semakin berkembang luas tanaman lain maka petugas pertanian dan petani sudah melakukan antisipasi melakukan pengutipan kelompok telur, penggunaan insektisida sesuai anjuran," katanya.
Selain itu serangan hama juga terjadi pada tanaman padi berupa blas seluas 10,1 hektare di Kecamatan Batang Serangan, Selesai, Pematang Jaya, Wampu, Hinai, juga sudah dilakukan pengendaliannya dengan memberikan fungisida sesuai anjuran.
Hama kresek seluas delapan hektare, tikus seluas 1,5 hektare, kerdapan rumput seluas 8,6 hektare dan siput murbei seluas 6,5 hektare juga sudah dilakukan upaya pengendaliannya dilapangan dengan sanitasi dan pengumpanan untuk tikus, pengendalian fektor, pengutipan dan pemasanganumpan, ujarnya.
Dia menambahkan saat ini petugasnya juga sudah melakukan berbagai upaya pengendalian terhadap OPT ini dengan melakukan berbagai sosialisasi kepada berbagai kelompok tani agar hasil panen sesuai dengan yang diharapkan tidak terganggu karena OPT.
Nasiruddin juga menjelaskan selain tanaman padi petani yang diserang OPT ada juga pertanaman petani lainnya yang juga diserang seperti jagung dan kacang tanah.
Tanaman jagung diserang OPT berupa penggerek batang seluas dua hektare di Kuala dan Sei Bingei, hawar daun seluas 0,2 hektare, penggerek tongkol seluas satu hektare, bulai seluas 0,8 hektare, ungkapnya.
Sementara untuk kacang tanah berupa cercospora seluas satu hektare berada di Kecamatan Besitang dan Pematang Jaya.***3***
(T.KR-IFZ/B/S027/S027) 14-12-2017 14:35:49
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Nasiruddin, di Stabat, Kamis mengatakan dari 47,3 hektare itu, seluas 12,6 hektare di Kecamatan Sei Bingei, Binjai, Stabat, Pematang Jaya dan Kuala.
"Namun upaya pengendalian agar tidak semakin berkembang luas tanaman lain maka petugas pertanian dan petani sudah melakukan antisipasi melakukan pengutipan kelompok telur, penggunaan insektisida sesuai anjuran," katanya.
Selain itu serangan hama juga terjadi pada tanaman padi berupa blas seluas 10,1 hektare di Kecamatan Batang Serangan, Selesai, Pematang Jaya, Wampu, Hinai, juga sudah dilakukan pengendaliannya dengan memberikan fungisida sesuai anjuran.
Hama kresek seluas delapan hektare, tikus seluas 1,5 hektare, kerdapan rumput seluas 8,6 hektare dan siput murbei seluas 6,5 hektare juga sudah dilakukan upaya pengendaliannya dilapangan dengan sanitasi dan pengumpanan untuk tikus, pengendalian fektor, pengutipan dan pemasanganumpan, ujarnya.
Dia menambahkan saat ini petugasnya juga sudah melakukan berbagai upaya pengendalian terhadap OPT ini dengan melakukan berbagai sosialisasi kepada berbagai kelompok tani agar hasil panen sesuai dengan yang diharapkan tidak terganggu karena OPT.
Nasiruddin juga menjelaskan selain tanaman padi petani yang diserang OPT ada juga pertanaman petani lainnya yang juga diserang seperti jagung dan kacang tanah.
Tanaman jagung diserang OPT berupa penggerek batang seluas dua hektare di Kuala dan Sei Bingei, hawar daun seluas 0,2 hektare, penggerek tongkol seluas satu hektare, bulai seluas 0,8 hektare, ungkapnya.
Sementara untuk kacang tanah berupa cercospora seluas satu hektare berada di Kecamatan Besitang dan Pematang Jaya.***3***
(T.KR-IFZ/B/S027/S027) 14-12-2017 14:35:49
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017