Tapanuli Selatan,25/11(Antarasumut)- Ketua Komisi VII DPR-RI, Gus Irawan Pasaribu, mengatakan sudah membawa bibit padi unggul lokal Tapanuli Selatan (Sipulo-Silatihan) ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)

"Kiranya Batan berhasil melakukan rekayasa genetik bibit padi unggul lokal (Varietas Sipulo-Silatihan) tersebut," ujar politisi Partai Gerindra dalam satu kesempatan bersama Antara, di Sipirok, Jumat.

Batan katanya, sebuah lembaga pemerintah non departemen yang memiliki tugas melakukan penelitian termasuk disektor pertanian.

Lanjut dikatakannya, apabila rekayasa genetik itu berhasil dilakukan Batan, optimis akan berimbas pada peningkatan produksi khususnya varietas Sipulo-Silatihan.

"Nah.., kalau produksi meningkat otomatis pendapat juga akan bertambah,"katanya.

Sementara Kadis Pertanian Daerah Tapanuli Selatan Bismark M Siregar yang didampingi Kabid Tanaman Pangan, Iswal Parningotan mengatakan, Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki padi unggul lokal yaitu Sipulo-Silatihan.

"Kedua komoditi beras itu hanya bisa bisa didapati di daerah Kecamatan Sipirok, Saipar Dolok Hole dan Kecamatan Arse,"sebutnya.

Hanya saja dari sisi ekonomis warga petani kurang begitu berminat menanamnya walau citarasanya harum (enak ) dan berlemak, mengingat hanya satu satu kali musim tanam (MT) setahun.

"Ada selisih umur masa  produksi sekitar dua bulan antara bibit unggul lokal (sipulo-silatihan) dengan benih padi dari pemerintah yang bisa 2 bahkan 3  kali musim tanam (MT) setahun.

Oleh sebab itu, lanjut Bismark, warga petani Tapanuli Selatan lebih condong membudidayakan benih padi yang dari pemerintah yang dinilai bisa cepat berproduksi.

"Pemkab Tapsel dibawah kepemimpinan Bupati Syahrul M.Pasaribu mengapresiasi langkah putera daerah Tapsel Gus Irawan dengan harapan Batan berhasil melakukan rekayasa genetik sipulo-silatihan itu,"kata Iswal menimpali.

Harapannya Batan berhasil rekayasa genetik demi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani Tapsel.

Plus minus bibit unggul lokal - bibit pemerintah jelasnya, bibit unggul lokal memiliki cita rasa enak produksi rendah, banding terbalik,  bibit pemerintah sedikit kurang enak dibanding lokal tetapi produksinya lebih tinggi.

"Untuk sipulo/silatihan dlam /hektare sawah hanya bisa berproduski berkisar  4 ton padi, atau berselisih sekitar 1-3 ton bila memakai benih pemerintah yang bisa produski mencapai 5-7 ton /hektare,"kata Iswal.

Pewarta: kodir pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017