Medan, 17/11 (Antara) - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam harus tetap mengedepankan netralitas dan independensi dalam perpolitikan agar dapat diterima seluruh pihak.

Di sela-sela Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) ke-10 di Medan, Jumat, Calon Ketua Umum Presidium Kahmi Pusat Fadly Nurzal mengatakan, Kahmi selama ini dikenal dan disegani karena selalu mengedepankan netralitas dan independensinya.


Sikap itu harus terus ditonjolkan, terutama dalam pemilihan presiden dengan mengambil posisi diri agar tidak ditarik dalam konflik kepentingan.


Secara personal, alumni HMI boleh saja berpihak pada kelompok atau kepentingan tertentu, tetapi keberpihakan tersebut tidak boleh melibatkan lembaga yang harus terus mengedepankan independensi dan netralitasnya.


Dengan dua sikap yang menjadi "ruh" organisasi tersebut, Kahmi akan bisa diterima, termasuk memberikan masukan bagi seluruh pihak.


"Keberpihakan itu tidak baik bagi Kahmi, juga bagi calon," katanya.



Selain netral, kata Fadly, Kahmi ke depan juga harus mampu mempersiapkan satu format yang terorganisir dan difungsikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



Konsep tersebut diyakini dapat dilakukan Kahmi karena organisasi itu terdiri dari berbagai latar belakang profesi dan keilmuan yang dibutuhkan.



Calon Presidium Kahmi yang merupakan anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut tidak bermaksud untuk mengevaluasi kinerja kepengurusan Presidium Kahmi sebelumnya.



"Namun langkah Kahmi harus terasa dalam mendorong perubahan, dan menyelesaikan berbagai permasalahan," ujar Fadly Nurzal. ***2***



(T.I023/B/A029/A029) 17-11-2017 18:01:29

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017