Tebing Tinggi 22/10(Antarasumut)- BNNK Tebing Tinggi mengamankan 4 pelajar anak SD dan 4 SMP karena diduga menggunakan zat adiktif yang dapat membuat orang Ply dengan cara penggunaan modus baru yakni menggunakan fiting lampu listrik sebagai alat pengisapnya, 

Kepala BNNK Tebing Tinggi, Bambang Rubianto menjelaskan bahwa pihaknya telah memanggil serta meminta keterangan dari 4 pelajar SD dan 3 SMP yang sudah menggunakan hal baru ini, atas adanya laporan para orang tua yang melihat anaknya menghisap zat adiktif ini.

Menurutnya, Sabtu (21/10) diruang kerjanya ini termasuk ajaran dari orang dewasa dan sangat meresahkan masyarakat serta menghancurkan generasi bangsa ini, karena model baru yang masuk dalam zat adiktif lainnya telah merangsang fungsi saraf dan terpengaruh setelah menggunakannya, seperti orang menggunakan lem, bensin dan cat yang banyak di hisap oleh anak anak.

Cara menggunakannya, para pelajar ini membeli fiting lampu listrik, kemudian kapas dibasahi oleh zat perasa, mereka menggunakan madu rasa, obat ketiak seperti Rexona, Sirup kurnia dan Liqua.

Kemudian ditutup, fiting lampu listrik di tutup menggunakan pulpen dan dibagian bawah dibakar menggunakan mancis, setelah panas, maka akan timbul senyawa kimia dan keluar asap.
Asap itulah yang dihisap para pelajar, awalnya tak enak, lama lama terasa fly,"jelas Bambang Rubianto

Atas adanya temuan ini, kita memanggil orang tua murid, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, karena jika ini kita biarkan, maka akan semangkin banyak pelajar yang menggunakan alat seperti ini.

Diharapkan sekolah untuk terus memberikan himbauan kepada seluruh anak muridnya, sedangkan para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anaknya, lihat tingkah anak yang mencurigakan, apabila menemukan sesuatu yang aneh di pakai oleh anak kita seperti temuan ini, segera laporan kepada pihak BNNK.

Kita harus menyikapi temuan ini agar tidak terulang kembali, kepada orang tua,anaknya yang terlibat dengan ini harus terus dilakukan pengawasan rutin. kita meminta sekolah untuk terus melakukan himbauan atas bahaya menggunakan zat akditiv lainnya, karena bisa mengganggu kesehatan anak tersebut dan merusak masa depannya,"tegas Bambang Rubianto.

Salah seorang pelajar perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar, mengaku bahwa dirinya dipaksa oleh kakak kelas untuk menghisap alat itu, karena merasa aneh, pelajar perempuan itu menolaknya.

Sepulang dari sekolah langsung mengadukan hal tersebut kepada orang tua. "Awak dipaksa untuk hisap alat itu oleh kakak kelas, tapi aku tak mau,"bilang pelajar perempuan yang masih SD.

Sedangkan tiga pelajar SMP Negeri itu mengaku mengenal alat itu dari temannya yang sekarang sudah pindah ke Kota Pematang Siantar, darinya, mereka mendapatkan ilmu untuk membuat alat hisap dari fiting lampu listrik.

Pengakuannya pada awalnya tidak enak dan menyesak ditenggorokan, tetapi setelah perasa diganti menggunakan Liqua, maka terasa nikmat dan enak. "Enak pak, tapi saya ketahuan orang tua ketika memakai didalam kamar,"jelasnya.

Sementara para orang tua pelajar yang dipanggil dan menerima arahan dari pihak BNNK Tebingtinggi mengaku akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap anaknya.


Pewarta: Dhani Elison

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017