Sibolga, 20/9 (Antarasumut)- Jalur laut menjadi pilihan bagi pemasok narkoba ke wilayah-wilayah khususnya daerah pantai seperti di Kota Sibolga. 

Hal itu dikarenakan pengawasan lewat laut tidak seketat pengawasan di darat dan juga udara. 

Hal itulah yang membuat peredaran narkoba di kawasan pantai cukup tinggi dan rawan.

Demikian diungkapkan Kapolres Sibolga, AKBP. Benny Hutajulu sewaktu bincang-bicang dengan ANTARA kemarin di Sibolga.

Diakuinya, kondisi Sibolga yang darurat narkoba saat ini memaksimalkan personilnya untuk bekerja ekstra melakukan pengawasan dan tindakan.

“Jalur laut cukup rawan menjadi arus lalulintas peredaran narkoba. Kita juga tempatkan personil di kawasan pelabuhan walaupun jumlahnya terbatas karena jumlah personil. Selain itu razia tetap dilakukan,”sebutnya.

Didalam melakukan razia narkoba, diakui Kapolres banyak tantangan khususnya dari masyarakat. 

Salah satu contoh, ketika personil menyamar melakukan penangkapan kepada pengguna narkoba, sering diteriaki maling, dan masyarakat langsung reaktif. Dan kejadian seperti itu sudah sering terjadi. 

Sedangkan kalau anggota menggunakan seragam, gampang untuk diketahui dan melarikan diri.

“Artinya kondisi seperti itu menjadi dilema bagi kita di lapangan. Kami menghimbau seluruh masyarakat agar jangan gampang terprovokasi atau bertindak reaktif. Karena para pengguna narkoba ini akan menggunakan segala cara supaya mereka bisa lolos dari pengejaran petugas,”katanya.

Ditanya apakah sudah ada pengedar narkoba yang tertangkap tangan yang menggunakan jasa laut? Menurut Benny sampai saat ini belum ada. Hanya saja dia menyakini bahwa jada transportasi laut cukup

Pewarta: Jason

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017