Tarutung, 12/9 (Antarasumut) - Perusahaan Daerah Pertanian Tapanuli Utara mengajukan pendirian kilang padi sebagai upaya menuju kemandirian produksi beras ‘Natabo’ yang selama ini masih harus bekerjasama dengan kilang padi di luar daerah.

"Demi kemandirian produksi, Taput harus memiliki kilang padi sendiri," ungkap Direktur Perusda Pertanian Siswanto Hutasoit, didampingi Manager Umum Mustafa, Selasa.

Dalam pengajuan usulan yang ditujukan ke Kementerian Pertanian itu, pihak PD Tani berharap, nantinya usulan segera dapat direalisasikan mengingat efisiensi dan efektifitas produksi yang saat ini terkendala oleh ketiadaan kilang dimaksud.

"Selama ini, efisiensi dan efektifitas produksi masih terkendala oleh jarak menuju kilang padi di Tobasamosir," sebutnya.

Menurut dia, pendirian kilang padi berikut mesin menelan dana sekitar Rp2 Miliar. Nilai yang cukup besar dan membutuhkan bantuan kementerian disamping penyediaan lahan yang juga akan dimohonkan kepada Pemkab Taput.

"Saat ini kita sudah produksi 45 ton beras dari target 60 ton," tegasnya.

Lebih lanjut, imbuh Mustafa, terkait beras yang diproduksi, seluruh gabah diperoleh dari petani yang ada di Tapanuli Utara.

"45 ton beras yang diproduksi tadi merupakan hasil penggilingan atas 70 ton gabah yang terdiri dari 40 ton gabah asal petani dari Muara Tolang Kecamatan Simangumban, 20 ton dari Kecamatan Muara dan 10 ton dari daerah Sibadak Desa Hutauruk Habinsaran Sipoholon," terangnya.

Dikatakan, hasil produksi gabah tersebutlah yang diolah menjadi beras Natoba. Sangat asli dan enak, tidak ada campuran dengan beras lain. Sebab, varietas padi yang diolah menjadi beras Natabo merupakan pengabungan dari jenis IR 64, 'Siboru Tambun' dan beras lokal.

Saat ini, beras Natabo diproduksi pada 3 kemasan berbeda, yakni kemasan 10 kg dengan harga pasar Rp. 110.000, 15 kg dengan harga Rp. 165.000, dan kemasan 30 kg dengan harga Rp. 330.000.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017