Medan, 24/7 (Antara) - Hasil kerajinan bahan Ulos dari Sumatera Utara semakin diminati pembeli asing seperti dari Malaysia, Singapura dan Belanda.

"Meski belum diekspor, tetapi ada pesanan kecil-kecilan dari beberapa pembeli asing seperti asal Malaysia, Singapura dan Belanda. Pembeliannya sering masih untuk oleh-oleh," ujar Rohana, pemilik Wisata Kreasi Rohana, pengrajin dari bahan Ulos di Medan, Senin.

Menurut dia, produk yang paling banyak diminati berupa dompet dan tas.

Langkah Wisata Kreasi Rohana untuk memodifikasi bahan Ulos ke berbagai hasil kerajinan, ujar Rohana, tidak terlepas karena membaca atau mlihat selera di tengah masyarakat.

Mengutip pernyataan para pembeli, kata Rohana, produk berbahan Ulos itu bisa dimanfaatkan lebih leluasa, baik untuk sehari-hari atau pesta.

Bahkan, mengacu pada permintaan pembeli, bahan Ulos itu juga dipadu padankan dengan Songket Melayu.

Rohana mengaku menjual produknya mulai dari harga Rp15.000 hingga Rp750,000.

"Setelah menjual berbagai produk dari bahan Ulos, penjualan memang bisa lebih banyak ketimbang hanya menjual baju atau kain/rok dari bahan Ulos maupun Songket Melayu,"katanya.

Melihat tren padu-padan yang semakin diminati itu pula, maka Wisata Kreasi Rohana juga melakukan kombinasi antara Ulos dan Songket melayu baik untuk produk dompet, tas, blus, gaun dan rok.

Dia mengaku, peran Dinas Koperasi Kota Medan sangat besar untuk kemajuan usahanya itu karena akibat sering dibawa berpameran di berbagai daerah dan luar negeri, produknya semakin dikenal di dalam dan luar negeri.

Bimbingan Dinas Koperasi Kota Medan juga, katanya, membuat manajemen semakin banyak belajar baik dalam desain hingga menjaga kualitas.

"Sebagai pengrajin di dunia hasil kerajinan , saya memang menyadari perlu terus banyak belajar khususnya tentang tren mode yang diminati pembeli,"katanya. 

Pewarta: Evalisa Siregar dan Muna Fadhiah

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017