Medan, 15/6 (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih kekurangan pasokan kedelai sehingga produk impor maupun dari daerah lain masih tetap dibutuhkan daerah itu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Dahler di Medan, Kamis, menyebutkan, kebutuhan kedelai Sumut tiap bulannya 9.179 ton, sementara produksi hanya 1.271 ton sehingga ada kekurangan atau defisit 7.908 ton setiap bulannya.

"Kekurangan itu yang dipasok dari luar Sumut khususnya dari Jawa dan impor,"katanya.

Menurut dia, Pemprov Sumut sedang berupaya agar kedelai juga bisa swasembada seperti beras dan jagung untuk tidak tergantung dengan pasokan impor atau antarpulau.

Untuk mencapai swasebada, kata Dahler, Pemprov Sumut sudah mengambil beberapa langkah seperti bekerja sama dengan perusahaan perkebunan untuk mengembangkan tanaman itu di lahan perusahaan.

Langkah lainnnya adalah dengan memberi bibit unggul dan sesuai dengan struktur tanah dan iklim di Sumut.

"Sumut menargetkan semua bahan pangan bisa swasembada sejalan dengan program Presiden Joko Widodo," katanya,

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Azhar Harahap, mengatakan banyak faktor belum swasembadanya kedelai di Sumut.

Mulai dari keengganan petani bertanam dengan alasan kurang menguntungkan harganya hingga penjualan yang kurang banyak.


"Petani mengaku pedagang tempe lebih cenderung membeli kedelai impor dengan alasan lebih bagus untuk pembuatan tempe," katanya. ***3***


(T.E016/B/I007/I007) 15-06-2017 15:53:11

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017