Tapanuli Selatan,11/5(Antarasumut)-Sebuah jembatan penyeberangan diatas sungai (Aek Sipange) di Kecamatan Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan rusak akibat banjir.
Dalam penjelasannya via selular, dari Aek Bilah, Rabu, Ketua Aliansi Pemuda Peduli Aekbilah Efendi Rambe mengatakan ambruknya jembatan sekitar sebulan terakhir.
"Rusaknya lantai papan jembatan gantung akibat hantaman banjir yang ketika saat kejadian curah hujan di wilayah itu cukup tinggi menyebabkan air sungai juga meluap,"katanya.
Adapun yang tersisa dari jembatan itu yaitu kabel sling rambin kiri kanan tanpa ada lagi ruas-ruas papan sepanjang jembatan gantung.
Jembatan gantung itu sendiri cukup vital menghubungkan ibukota Aekbilah menuju Biru dan menghubungkan kecamatan Dolok wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara.
"Ribuan jiwa yang bermukim diwilayah desa di kecamatan paling jauh dan pinggir di Tapanuli Selatan cukup berharap cepatnya perbaikan jembatan itu,"katanya.
Soalnya sampai saat ini masyarakat yang hendak menuju dan dari kedua kecamatan Aek Bilah dan Dolok harus nekad menyeberangi sungai.
"Syukur - syukur keadaan air sungai tidak deras sehingga memudahkan warga untuk menyeberang,"sebutnya.
Tidak jarang warga nekat menyeberang sungai dengan cara bergelantungan diatas sling tambang jembatan menyeberang apabila keadaan air sungai meluap.
Jembatan itu katanya baru tiga tahun selesai dikerjakan pemerintah, namun, sayang rusak akibat bencana akibat luapan sungai aek Sipange.
"Kita berharap pemerintah Provinsi Sumatera Utara sesegera dapat membangun jembatan yang terdapat diruas jalan Provinsi tersebut,"harapnya.
Warga juga berharap pembangunan jembatan tersebut dari jembatan gantung ke jembatan permanen.
Kepada pihak Pemkab Tapanuli Selatan warga juga berharap adanya perbaikan sementara jembatan gantung rusak itu.
Memang jarak ke lokasi kejadian terbilang jauh jauh lebih 80 kilometer dari ibukota Tapanuli Selatan, Sipirok, bahkan untuk menuju lokasi harus kenderaan yang dobel gardang mengingat musim penghujan medannya cukup berat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Dalam penjelasannya via selular, dari Aek Bilah, Rabu, Ketua Aliansi Pemuda Peduli Aekbilah Efendi Rambe mengatakan ambruknya jembatan sekitar sebulan terakhir.
"Rusaknya lantai papan jembatan gantung akibat hantaman banjir yang ketika saat kejadian curah hujan di wilayah itu cukup tinggi menyebabkan air sungai juga meluap,"katanya.
Adapun yang tersisa dari jembatan itu yaitu kabel sling rambin kiri kanan tanpa ada lagi ruas-ruas papan sepanjang jembatan gantung.
Jembatan gantung itu sendiri cukup vital menghubungkan ibukota Aekbilah menuju Biru dan menghubungkan kecamatan Dolok wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara.
"Ribuan jiwa yang bermukim diwilayah desa di kecamatan paling jauh dan pinggir di Tapanuli Selatan cukup berharap cepatnya perbaikan jembatan itu,"katanya.
Soalnya sampai saat ini masyarakat yang hendak menuju dan dari kedua kecamatan Aek Bilah dan Dolok harus nekad menyeberangi sungai.
"Syukur - syukur keadaan air sungai tidak deras sehingga memudahkan warga untuk menyeberang,"sebutnya.
Tidak jarang warga nekat menyeberang sungai dengan cara bergelantungan diatas sling tambang jembatan menyeberang apabila keadaan air sungai meluap.
Jembatan itu katanya baru tiga tahun selesai dikerjakan pemerintah, namun, sayang rusak akibat bencana akibat luapan sungai aek Sipange.
"Kita berharap pemerintah Provinsi Sumatera Utara sesegera dapat membangun jembatan yang terdapat diruas jalan Provinsi tersebut,"harapnya.
Warga juga berharap pembangunan jembatan tersebut dari jembatan gantung ke jembatan permanen.
Kepada pihak Pemkab Tapanuli Selatan warga juga berharap adanya perbaikan sementara jembatan gantung rusak itu.
Memang jarak ke lokasi kejadian terbilang jauh jauh lebih 80 kilometer dari ibukota Tapanuli Selatan, Sipirok, bahkan untuk menuju lokasi harus kenderaan yang dobel gardang mengingat musim penghujan medannya cukup berat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017