Tapanuli Selatan,29/3(Antarasumut)-Puluhan hektare areal persawahaan di Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara sebagian masih digenangi banjir dan sebagian tertutup lumpur.

Kepala desa Silaiya Tanjung Leuk, Abdul Jalil Hasibuan, di Sayur Matinggi, Rabu, mengatakan lebih 50 hektare lahan persawahan masyarakat daerah itu rusak dan gagal panen diakibatkan bencana banjir, Senin (27/3) itu.

Lokasi areal persawahan milik masyarakat yang dirusak banjir berada di desa Somanggal Parmonangan, Desa Sipange Julu, Desa Sipange Godang, Desa Baringin, Desa Siunjam, Desa Mondang dan Desa Sialang.

Menurut Kepala desa Sipange Godang, Ridwan Saleh Pulungan bahwa di desanya tersebut lebih 25 hektare areal sawah hancur padahal baru dua minggu benih padi ditanam.

"Sebagian hektare lahan sawah masyarakat Sipange Godang sampai Rabu (29/3) masih terendam dan sebagian hektare. Areal sawah warga masih ditutupi lumpur,"katanya.

Areal sawah seluas 25 hektare yang hancur dihantam banjir tersebut milik warga petani bernama Rahmad Saleh, Ai Hasan, Hamin, Abu Rohaman, Pangulu, Saipul, Tapi Omas, Abdul Haris, Zainuddin, Pulung, Mara Suhut, Arwan, Saman, Ardin, Musrin dan lainnya.

Menurut Manaro Siregar ketua kelompok tani mengatakan untuk desa Sipange Julu ada sekitar 30 hektare areal sawah masyarakat yang rusak sebagaian masih digenangi air berubah seperti danau sebagain lagi tertimbun lumpur akibat banjir.

Masyarakat petani khususnya yang sawahnya rusak disebabkan banjir tersebut berharap kiranya ada perhatian dari pemerintah untuk melanjutkan kegiatan pertanaman padi pada musim tanam tahun 2017.

"Dalam rangka meringankan beban yang kami derita, kami hanya butuh bantuan bibit padi dan bantuan pupuk," kata warga petani Sayur Matinggi tersebut.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017