Adiankoting, 15/3 (Antara) – Ramses Sitompul (13), seorang siswa yang masih duduk dibangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama di Desa Pagaran Pisang, Kecamatan Adiankoting, Tapanuli Utara, tewas akibat dugaan kuat menjadi korban gigitan anjing gila.
Menurut Kepala Desa Pagaran Pisang, Robin Tua Sitompul, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, anak SMP itu menunjukkan gejala terinfeksi rabies dengan kondisi badan deman tinggi dan sempat menggigit tangan kanan ayahnya, Viktor Sitompul.
“Seminggu sebelum meninggal, perangai Ramses sudah menunjukkan keanehan. Dimana, badannya seringkali mengalami demam tinggi, takut pada air, dan kerap mencakari wajahnya,†terang Robin kepada Antara, Rabu (15/3/2017).
Kejadian aneh tersebut berulang dialami korban hingga pada Minggu (12/3) sekitar pukul 11.00 wib, Ramses kembali mengalami demam dan menggigit tangan kanan ayahnya serta mengejar dua orang kakaknya serta ibundanya, Ratna Hutagalung.
“Perangai aneh itu terus terjadi hingga korban menghembuskan nafas terakhirnya pada subuh hari, Senin (13/3) dan dikuburkan pada Selasa (14/3),†paparnya.
Kata Robin, berdasarkan cerita ayah korban, Ramses pertama sekali mengadu kepada ayahnya telah digigit seekor anjing pada malam hari sekitar Oktober 2016 di jalanan gelap, Dusun Sopo Saba, tempat tinggal keluarga itu.
Kondisi kehidupan keluarga yang serba pas-pasan, serta keberadaan Puskesmas terdekat yang berjarak kurang lebih 4 km, menjadi alasan sang ayah dan ibu yang urung memeriksakan keadaan Ramses.
“Itu ceritanya. Mereka itu keluarga miskin, sehingga hal itu mungkin menjadi kendala untuk segera membawa korban memeriksakan diri,†jelas Robin.
Lanjut Robin, akibat trauma akan hal yang menimpa Ramses, keluarga korban serta sejumlah warga di dusun tersebut yang juga mengadukan diri mengalami gigitan anjing dan berniat untuk segera mendapatkan suntikan anti rabies, akhirnya difasilitasi untuk mendapatkan penanganan di RSU Tarutung.
Terkait peristiwa yang menyebabkan Ramses meninggal, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Taput, Janri Nababan, belum memberikan keterangan resminya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Menurut Kepala Desa Pagaran Pisang, Robin Tua Sitompul, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, anak SMP itu menunjukkan gejala terinfeksi rabies dengan kondisi badan deman tinggi dan sempat menggigit tangan kanan ayahnya, Viktor Sitompul.
“Seminggu sebelum meninggal, perangai Ramses sudah menunjukkan keanehan. Dimana, badannya seringkali mengalami demam tinggi, takut pada air, dan kerap mencakari wajahnya,†terang Robin kepada Antara, Rabu (15/3/2017).
Kejadian aneh tersebut berulang dialami korban hingga pada Minggu (12/3) sekitar pukul 11.00 wib, Ramses kembali mengalami demam dan menggigit tangan kanan ayahnya serta mengejar dua orang kakaknya serta ibundanya, Ratna Hutagalung.
“Perangai aneh itu terus terjadi hingga korban menghembuskan nafas terakhirnya pada subuh hari, Senin (13/3) dan dikuburkan pada Selasa (14/3),†paparnya.
Kata Robin, berdasarkan cerita ayah korban, Ramses pertama sekali mengadu kepada ayahnya telah digigit seekor anjing pada malam hari sekitar Oktober 2016 di jalanan gelap, Dusun Sopo Saba, tempat tinggal keluarga itu.
Kondisi kehidupan keluarga yang serba pas-pasan, serta keberadaan Puskesmas terdekat yang berjarak kurang lebih 4 km, menjadi alasan sang ayah dan ibu yang urung memeriksakan keadaan Ramses.
“Itu ceritanya. Mereka itu keluarga miskin, sehingga hal itu mungkin menjadi kendala untuk segera membawa korban memeriksakan diri,†jelas Robin.
Lanjut Robin, akibat trauma akan hal yang menimpa Ramses, keluarga korban serta sejumlah warga di dusun tersebut yang juga mengadukan diri mengalami gigitan anjing dan berniat untuk segera mendapatkan suntikan anti rabies, akhirnya difasilitasi untuk mendapatkan penanganan di RSU Tarutung.
Terkait peristiwa yang menyebabkan Ramses meninggal, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Taput, Janri Nababan, belum memberikan keterangan resminya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017