Pematangsiantar, Sumut, 27/2 (Antara) - Pengurus lembaga pemangku adat etnik Simalungun di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, berharap pemerintah daerah menjaga kearifan lokal di kota eks Kerajaan Siantar itu.

Menurut Ketua Partuha Maujana Simalungun (PMS) Kota Pematangsiantar Minten Saragih di Siantar, Selasa, penggunaan ornamen Simalungun di kantor-kantor layanan publik belum diterapkan serius.


"Padahal ini merupakan ciri budaya daerah yang perlu kita lestarikan sebagai warisan budaya kepada generasi muda," kata Minten saat kunjungan Wakil Wali Kota Hefriansyah ke sekretariat PMS di Jalan Kartini.


PMS juga meminta agar pembangunan tugu Sang Naualuh yang anggarannya sudah dialokasikan di APBD 2017 sebesar Rp3 miliar tidak lagi ditunda-tunda.


Wakil Wali Kota menyambut baik usulan PMS selaku pemangku adat dan merupakan tempat bertanya, khususnya orang-orang yang datang, bekerja serta tinggal di Kota Pematangsiantar.


Wakil Wali Kota mengatakan, Pemkot Pematangsiantar menyadari akan kemultikulturalan masyarakat di daerah itu yang perlu tetap dijaga.


"Banyaknya etnik lain yang datang ke Kota Pematangsiantar ini merupakan wujud keterbukaan rakyat dan Raja Siantar di masa lalu," kata Wakil Wali Kota.


Untuk itu, Wakil Wali Kota menegaskan komitmen membangun tugu Sang Naualuh dengan mengajak pihak-pihak terkait, termasuk pemangku adat sebelum melaksanakannya guna menghindari polemik di kemudian hari. ***4***


(T.KR-WRS/C/I023/I023) 27-02-2017 16:11:40

Pewarta: Waristo

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017