Tidak mudah memang menjaga ketahanan pangan di bumi religius Kabupaten Langkat Sumatera Utara ini agar bisa tetap swasembada, disebabkan banyaknya faktor pendukung yang belum bisa terwujud, namun demikian upaya yang tidak kenal lelah dilakukan Dinas Pertanian setempat, ternyata dari tahun ketahun terus bisa diwujudkan.
"Kita terus berupaya agar ketahanan pangan yang kita masudkan disini tanaman padi, koltikultura, palawija bisa terus dipertahankan untuk mewujudkan pemenuha kebutuhan sendiri sekaligus mendukung pemunahan provinsi maupun nasional," kata Nasiruddin, Kepala Dinas Pertanian Langkat pada suatu kesempatan perbincangan dengannya.
Apalagi dengan lahan yang ada selama ini tentu upaya maksimal harus terus dilakukan. Dengan rencana tanam seluas 86.749 hektare hingga akhir Desember 2016 mendatang, dimana hingga akhir Juli yang lalu sudah tercapai 34.196 hektare, katanya.
Sementara untuk realisasi panen yang akan diwujudkan kita patokan angka kisaran 83.602 hektare dan hingga kemarin sudah terealisasi 35.833 hektare, tentu kita akan terus pacu untuk mewujudkan hingga akhir Desember mendatang.
"Mewujudkan impian ini memang tidak mudah, disebabkan berbagai faktor yang mengiringinya sangat dominan seperti cuaca menyebabkan hujan akhirnya banjir, belum lagi benih yang dibutuhkan kadang-kadang terlambat untuk sampai dan berbagai macam kendala lainnya," sambungnya.
Namun demikian pihaknya tetap optimis untuk mewujudkan impian menjadikan daerah ini tetap bertahan sebagaai salah satu pensuplay produksi padi terbesar di Sumatera Utara, bersama dengan beberapa kabupaten lainnya.
"Apalagi bila dilihat keterbatasan lahan beririgasi yang ada baru sekitar 8.863 hektare berada di kecamatan Bahorok 720 hektare, Sirapit 1.373 hektare, Salapian 171 hektare, Sei Bingei 3.089 hektare, Kuala 864 hektare, Selesai 916 hektare," ungkapnya.
Ditambah kecamatan Tanjungpura 1.240 hektare, Sei Lepan 380 hektare, Pangkalan Susu 10 hektare.
"Itulah keseluruhan lahan persawahan irigasi tehnis yang ada di Langkat ini, sementara lahan tadah hujan sangat luas mencapai 27.507 hektare," paparnya.
Lahan tadah hujan itu berada Salapian 87 hektare, Selesai 299 hektare, Binjai 1.311 hektare, Stabat 1.479 hektare, Wampu 941 hektare, Batang Serangan 118 hektare, Padang Tuakang 238 hektare, Hinai 1.551 hektare, Secanggang, 5.591 hektare.
Ada juga di kecamatan Tanjungpura 1.082 hektare, Gebang 2.785 hektare, Babalan 4.259 hektare, Sei Lepan 1.536 hektare, Brandan Barat 1.362 hektare, Besitang 1.366 hektare, Pangkalan Susu 2.699 hektare dan Pematang Jaya 803 hektare.
Disini juga ada lahan pertanian pasang surut terdapat di kecamatan Secanggang seluas 235 hektare, Tanjungpura 416 hektare dan Besitang 40 hektare.
"Inilah yang menjadi fokus sekarang ini agar produksi padi bisa meningkat, swasembada bisa dipetahankan, untuk itu kita butuh berbagai alat mesin pertanian untuk mengolah sawah, panen, sehingga produksi dan target tanam bisa dicapai menuju IP 3, sementara rata-rata sekarang ini sudah IP 2,5," katanya.
Kita membutuhkan power tresher, sumur dangkal, hand tractor roda dua, roda empat, benih unggul, pompanisasi dan berbagai kebutuhan lainnya. Gunanya ya itu untuk meningkatkan pertanaman, produksi dan hasil.
Untuk itulah kita mengharapkan bantuan dan peran serta terutama dari para anggota DPR-RI asal daerah pemilihan Langkat seperti Delia Pratiwi Sitepu SH yang kini duduk di Komisi IV, bisa memperjuangkan kepada Kementerian Pertanian agar alat mesin pertanian dapat diberikan ke daerah ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Kita terus berupaya agar ketahanan pangan yang kita masudkan disini tanaman padi, koltikultura, palawija bisa terus dipertahankan untuk mewujudkan pemenuha kebutuhan sendiri sekaligus mendukung pemunahan provinsi maupun nasional," kata Nasiruddin, Kepala Dinas Pertanian Langkat pada suatu kesempatan perbincangan dengannya.
Apalagi dengan lahan yang ada selama ini tentu upaya maksimal harus terus dilakukan. Dengan rencana tanam seluas 86.749 hektare hingga akhir Desember 2016 mendatang, dimana hingga akhir Juli yang lalu sudah tercapai 34.196 hektare, katanya.
Sementara untuk realisasi panen yang akan diwujudkan kita patokan angka kisaran 83.602 hektare dan hingga kemarin sudah terealisasi 35.833 hektare, tentu kita akan terus pacu untuk mewujudkan hingga akhir Desember mendatang.
"Mewujudkan impian ini memang tidak mudah, disebabkan berbagai faktor yang mengiringinya sangat dominan seperti cuaca menyebabkan hujan akhirnya banjir, belum lagi benih yang dibutuhkan kadang-kadang terlambat untuk sampai dan berbagai macam kendala lainnya," sambungnya.
Namun demikian pihaknya tetap optimis untuk mewujudkan impian menjadikan daerah ini tetap bertahan sebagaai salah satu pensuplay produksi padi terbesar di Sumatera Utara, bersama dengan beberapa kabupaten lainnya.
"Apalagi bila dilihat keterbatasan lahan beririgasi yang ada baru sekitar 8.863 hektare berada di kecamatan Bahorok 720 hektare, Sirapit 1.373 hektare, Salapian 171 hektare, Sei Bingei 3.089 hektare, Kuala 864 hektare, Selesai 916 hektare," ungkapnya.
Ditambah kecamatan Tanjungpura 1.240 hektare, Sei Lepan 380 hektare, Pangkalan Susu 10 hektare.
"Itulah keseluruhan lahan persawahan irigasi tehnis yang ada di Langkat ini, sementara lahan tadah hujan sangat luas mencapai 27.507 hektare," paparnya.
Lahan tadah hujan itu berada Salapian 87 hektare, Selesai 299 hektare, Binjai 1.311 hektare, Stabat 1.479 hektare, Wampu 941 hektare, Batang Serangan 118 hektare, Padang Tuakang 238 hektare, Hinai 1.551 hektare, Secanggang, 5.591 hektare.
Ada juga di kecamatan Tanjungpura 1.082 hektare, Gebang 2.785 hektare, Babalan 4.259 hektare, Sei Lepan 1.536 hektare, Brandan Barat 1.362 hektare, Besitang 1.366 hektare, Pangkalan Susu 2.699 hektare dan Pematang Jaya 803 hektare.
Disini juga ada lahan pertanian pasang surut terdapat di kecamatan Secanggang seluas 235 hektare, Tanjungpura 416 hektare dan Besitang 40 hektare.
"Inilah yang menjadi fokus sekarang ini agar produksi padi bisa meningkat, swasembada bisa dipetahankan, untuk itu kita butuh berbagai alat mesin pertanian untuk mengolah sawah, panen, sehingga produksi dan target tanam bisa dicapai menuju IP 3, sementara rata-rata sekarang ini sudah IP 2,5," katanya.
Kita membutuhkan power tresher, sumur dangkal, hand tractor roda dua, roda empat, benih unggul, pompanisasi dan berbagai kebutuhan lainnya. Gunanya ya itu untuk meningkatkan pertanaman, produksi dan hasil.
Untuk itulah kita mengharapkan bantuan dan peran serta terutama dari para anggota DPR-RI asal daerah pemilihan Langkat seperti Delia Pratiwi Sitepu SH yang kini duduk di Komisi IV, bisa memperjuangkan kepada Kementerian Pertanian agar alat mesin pertanian dapat diberikan ke daerah ini.
"Tentunya kita juga berharap anggota DPR-RI lainnya asal daerah ini juga dapat membantu alat mesin pertanian, termasuk anggota DPRD Sumatera Utara asal daerah ini.
Selain itu juga adanya pekerjaan besar yang harus secepatnya diwujudkan yaitu pembangunan waduk irigasi di kecamatan Stabat dan Wampu yang akan bisa mengairi persawahan seluas 10.000 hektare yang ada di kecamatan Secanggang, Hinai, Wampu, Stabat, untuk secepatnya direalisasikan, walaupun sekarang sudah mulai terlihat tanda-tandanya.
Demikian juga yang berada di Sei Lepan irigasi yang ada disana diharapkan juga bisa mengairi persawahan seluas 1.000 hektare, tentu bila terwujud swasembada pangan khususnya untuk tahun mendatang akan tetap bisa kita lakukan.
"Peran serta berbagai elemen pemangku kepentingan sangat kita harapkan termasuk masukan dan dorongan dari berbagai kalangan sangat kita dambakan, agar Langkat tetap swasembada pangan demi wewujudkan ketahanan pangan nasional," ujar Nasiruddin.
Sementara itu Kepala Bidang Produksi Yusfik Helmi menjelaskan berbagai target tanam holtikultura maupun palawija dan sayuran juga menjadi perhatian serius pihaknya hingga akhir Desember mendatang, harus dapat terwujud.
Seperti kedelai target tanam harus bisa diselesaikan seluas 1.690 hektare, jagung 23.410 hektare, kacang tanah 802 hektare, kacang hijau 1.360 hektare, ubi kayu 936 hektare, ubi jalar 405 hektare, cabai 668 hektare, kacang panjang 711 hektare, terong 294 hektare, tomat 46 hektare, ketimun 400 hektare, semangka 754 hektare, bayam 141 hektare, kembang kol 49 hektare, sawi 127 hektare dan kangkung 76 hektare.
"Itu juga dalam mendukung ketahanan pangan termasuk untuk memenuhi kebutuhan warga yang aad di daerah ini, dan kalau berlebih baru kita kirimkan ke berbagai daerah lainya, yang pasti dengan adanya produksi tersebut kita berusaha untuk tetap menjaga harga supaya tetap stabil," katanya.
Selain itu juga adanya pekerjaan besar yang harus secepatnya diwujudkan yaitu pembangunan waduk irigasi di kecamatan Stabat dan Wampu yang akan bisa mengairi persawahan seluas 10.000 hektare yang ada di kecamatan Secanggang, Hinai, Wampu, Stabat, untuk secepatnya direalisasikan, walaupun sekarang sudah mulai terlihat tanda-tandanya.
Demikian juga yang berada di Sei Lepan irigasi yang ada disana diharapkan juga bisa mengairi persawahan seluas 1.000 hektare, tentu bila terwujud swasembada pangan khususnya untuk tahun mendatang akan tetap bisa kita lakukan.
"Peran serta berbagai elemen pemangku kepentingan sangat kita harapkan termasuk masukan dan dorongan dari berbagai kalangan sangat kita dambakan, agar Langkat tetap swasembada pangan demi wewujudkan ketahanan pangan nasional," ujar Nasiruddin.
Sementara itu Kepala Bidang Produksi Yusfik Helmi menjelaskan berbagai target tanam holtikultura maupun palawija dan sayuran juga menjadi perhatian serius pihaknya hingga akhir Desember mendatang, harus dapat terwujud.
Seperti kedelai target tanam harus bisa diselesaikan seluas 1.690 hektare, jagung 23.410 hektare, kacang tanah 802 hektare, kacang hijau 1.360 hektare, ubi kayu 936 hektare, ubi jalar 405 hektare, cabai 668 hektare, kacang panjang 711 hektare, terong 294 hektare, tomat 46 hektare, ketimun 400 hektare, semangka 754 hektare, bayam 141 hektare, kembang kol 49 hektare, sawi 127 hektare dan kangkung 76 hektare.
"Itu juga dalam mendukung ketahanan pangan termasuk untuk memenuhi kebutuhan warga yang aad di daerah ini, dan kalau berlebih baru kita kirimkan ke berbagai daerah lainya, yang pasti dengan adanya produksi tersebut kita berusaha untuk tetap menjaga harga supaya tetap stabil," katanya.
"Stabilnya harga tentu akan mendorong petani untuk tetap bergairah menanamnya sementara konsumen akan bergairah pula untuk memenuhi keinginan mereka membeli," sambungnya.
Untuk itulah Dinas Pertanian Langkat akan terus memacu petani padi, palawija, holtikultura dan sayuran untuk tetap meningkatkan hasil pertanaman mereka guna memenuhi kebutuhan warga Langkat sendiri maupun laur daerah, sehingga kita tetap bisa swasembada.
"Kesemuanya ini juga merupakan perwujudkan dari visi dan misi Bupati Langkat Ngogesa Sitepu untuk menjadikan bumi Langkat ini salah satu daerah pensuplay padi, beras, di Sumatera Utara maupun nasional," kata Nasiruddin.
Karena itulah kiita terus menjaga lahan yan ada tidak beralihfungsi, alat pertanian modren diterapkan kepada petani, benih unggul diberikan, tentu produksi akan semakin meningkat. Insya Allah target yang dicanangkan dapat tercapai, katanya.
Untuk itulah Dinas Pertanian Langkat akan terus memacu petani padi, palawija, holtikultura dan sayuran untuk tetap meningkatkan hasil pertanaman mereka guna memenuhi kebutuhan warga Langkat sendiri maupun laur daerah, sehingga kita tetap bisa swasembada.
"Kesemuanya ini juga merupakan perwujudkan dari visi dan misi Bupati Langkat Ngogesa Sitepu untuk menjadikan bumi Langkat ini salah satu daerah pensuplay padi, beras, di Sumatera Utara maupun nasional," kata Nasiruddin.
Karena itulah kiita terus menjaga lahan yan ada tidak beralihfungsi, alat pertanian modren diterapkan kepada petani, benih unggul diberikan, tentu produksi akan semakin meningkat. Insya Allah target yang dicanangkan dapat tercapai, katanya.
Galeri Foto
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016