Medan, 1/9 (Antara) - Provinsi Sumatera Utara masih tetap mengalami inflasi di bulan Agustus 2016 sebesar 0,74 persen, antara lain akibat kenaikan harga bahan makanan.


Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Bismark Pardamean Sitinjak di Medan, Kamis, mengatakan, inflasi pada Agustus itu karena tiga dari empat daerah yang dijadikan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi.


Kota Medan misalnya mengalami inflasi 0,82 persen, Sibolga 0,61 persen, dan Pematangsiantar sebesar 0,66 persen.


"Hanya satu daerah yang mengalami deflasi sebesar 0,41 persen," katanya.


Menurut dia, inflasi yang naik dari posisi Juli yang sebesar 0,18 persen disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,43 persen serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,08 persen.


Disusul kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,11 persen.


Di Medan, komoditas utama penyumbang inflasi adalah harga cabai merah, ikan kaleng, tarif listrik, dan emas perhiasan.


Harga cabai merah naik 15,18 persen, harga ikan kaleng naik 11,71 persen, dan harga emas meningkat 3,26 persen.


"Terjadinya inflasi pada bulan Agustus menyebabkan laju inflasi kumulatif (Agustus terhadap Desember 2016) Sumut sebesar 2,99 persen," katanya.


Sementara laju inflasi "year on year" Sumut sebesar 4,02 persen.  

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016