Medan, 17/5 (Antara) - Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara meningkatkan kerjasama dengan The Centre for Islamic Development Studies (Isdev) University Sains Malaysia dalam hal tukar menukar dosen antarkedua perguruan tinggi terutama dalam peningkatan pengetahuan tentang ilmu falak.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Dr Agussani, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya mendapat kepercayaan dari University Sains Malaysia (USM) untuk mengirim pakar Ilmu Falak dan pakar media massa untuk berbicara di forum internasional di negara tersebut.
Keinginan itu didasari dari kunjungan rombongan mahasiswa S-2 dan S-3 dosen di ISDEV-USM ke OIF UMSU yang mendapat penjelasan rinci tentang kajian ilmu falak, sejumlah alat tradisional dan modern untuk menentukan arah kiblat, menentukan awal bulan dan awal Ramadhan.
Minat Malaysia untuk mengkaji ilmu falak dengan pakar dari UMSU karena UMSU memiliki lima teleskop canggih yang dapat melihat hilal pada siang hari secara digital yang dikendalikan oleh orang-orang muda.
Selain itu Obeservatarium Ilmu Falak (OIF) UMSU telah menjadi wahana pembelajaran tentang ruang angkasa serta menentukan arah kiblat ratusan masjid di Sumatera Utara.
"Kerjasama dengan ISDEV-USM menjadi komitmen UMSU untuk mengembangkan ilmu falak sebagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dunia Islam di era globalisasi saat ini. Kerjasama ini juga untuk memperteguh keberadaan UMSU menuju World Class University yang dituntut untuk membangun jejaring kerjasama dengan perguruan tinggi dunia," katanya.
Sementara Direktur ISDEV University Sains Malaysia, Prof Sukri Saleh, mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi pada UMSU yang memiliki observatorium ilmu falak, demikian juga dengan SDM yang dimilikinya.
Potensi itu, kata dia, tidak dimiliki sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia.
Berbeda dengan UMSU tanpa dibiayai pemerintah mampu berkembang pesat sebagai pusat kajian ilmiah dan mencetak ilmuwan Islami yang dibutuhkan masyarakat dan dunia Islam sekarang.
"Untuk itu kami juga meminta kesediaan UMSU mengirimkan pakar-pakarnya ke Malaysia dan menerima utusan dari Malaysia belajar Ilmu Falak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Dr Agussani, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya mendapat kepercayaan dari University Sains Malaysia (USM) untuk mengirim pakar Ilmu Falak dan pakar media massa untuk berbicara di forum internasional di negara tersebut.
Keinginan itu didasari dari kunjungan rombongan mahasiswa S-2 dan S-3 dosen di ISDEV-USM ke OIF UMSU yang mendapat penjelasan rinci tentang kajian ilmu falak, sejumlah alat tradisional dan modern untuk menentukan arah kiblat, menentukan awal bulan dan awal Ramadhan.
Minat Malaysia untuk mengkaji ilmu falak dengan pakar dari UMSU karena UMSU memiliki lima teleskop canggih yang dapat melihat hilal pada siang hari secara digital yang dikendalikan oleh orang-orang muda.
Selain itu Obeservatarium Ilmu Falak (OIF) UMSU telah menjadi wahana pembelajaran tentang ruang angkasa serta menentukan arah kiblat ratusan masjid di Sumatera Utara.
"Kerjasama dengan ISDEV-USM menjadi komitmen UMSU untuk mengembangkan ilmu falak sebagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dunia Islam di era globalisasi saat ini. Kerjasama ini juga untuk memperteguh keberadaan UMSU menuju World Class University yang dituntut untuk membangun jejaring kerjasama dengan perguruan tinggi dunia," katanya.
Sementara Direktur ISDEV University Sains Malaysia, Prof Sukri Saleh, mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi pada UMSU yang memiliki observatorium ilmu falak, demikian juga dengan SDM yang dimilikinya.
Potensi itu, kata dia, tidak dimiliki sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia.
Berbeda dengan UMSU tanpa dibiayai pemerintah mampu berkembang pesat sebagai pusat kajian ilmiah dan mencetak ilmuwan Islami yang dibutuhkan masyarakat dan dunia Islam sekarang.
"Untuk itu kami juga meminta kesediaan UMSU mengirimkan pakar-pakarnya ke Malaysia dan menerima utusan dari Malaysia belajar Ilmu Falak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016