Medan, 29/3 (Antara) - Permintaan kopi instant Sumatera Utara dari berbagai negara terus meningkat meski semakin bersaing ketat dengan produk sama asal Malaysia.


"Permintaan yang meningkat khususnya datang dari negara Republik Rakyat Tiogkok (RRT), Korea dan bahkan dari Malaysia yang juga memproduksi produk serupa," ujar Wakil Ketua Umum bidang Speciality dan Industri Kopi Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam di Medan, Selasa.


Menurut dia, permintaan kopi instant yang meningkat itu dipicu gaya hidup masyarakat di berbagai negara yang semakin suka praktis khususnya di kalangan generasi muda.


Di RRT yang biasanya dikenal dengan pengkonsumsi teh misalnya dewasa ini remajanya cenderung minum kopi.


"Kondisi itu yang membuat ekspor kopi instant tiap tahun cenderung naik," katanya.


Pada tahun 2015, misalnya, ekspor kopi instanr Sumut tercatat sebanyak 2.734.892 kilogram dengan nilai devisa 13,077 juta dolar AS.


Jumlah itu naik dari posisi 2014 yang masih 1.801.641 kg senilai 11,512 juta dolar AS.


Dia memperkirakan, permintaan akan naik lagi, karena sejumlah negara berkembang lainnya juga mulai tertarik dan meningkatkan permintaannya sejalan dengan gaya hidup generasi muda yang suka nongkorng di cafe atau restoran.


Meski permintaan kopi instant terus naik, tetapi diyakini tidak akan menggeser posisi ekspor kopi dalam bentuk biji seperti selama ini.


"Masing-masing punya `market` atau pasar sendiri dan kondisi itu harus dimanfaatkan eksportir kopi," katanya


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono menyebutkan, ekspor kopi baik dalam bentuk biji dan instant masih menjadi golongan barang penyumbang utama devisa Sumut.


Ekspor kopi terbesar Sumut, kata dia, masih terbesar ke Amerika Serikat.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016