Medan, 21/3 (Antara) - Pemerintah Indonesia dengan Jepang sepakat akan membangun kerja sama ketahanan pangan di daerah pedesaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perekonomian warga masyarakat.
"Kerja sama ketahanan pangan Indonesia-Jepang itu perlu didukung dan disambut baik, karena menguntungkan dan memajukan warga yang tinggal di pedesaan," kata Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin di Medan, Senin.
Selama ini Indonesia-Jepang telah lama menjalin kerja sama di bidang perekonomian, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.
"Namun, kalau kerja sama dibidang ketahanan pangan baru kali dilaksanakan, dan hal ini harus tetap dipertahankankan, serta dijaga kesinambungannya," ujar Badaruddin.
Dia menyebutkan, kerja sama dibidang ketahanan pangan antara Indonesia dengan Jepang harus segera diwujudkan, sehingga hubungan kedua negara itu semakin lebih erat.
Apalagi, jelasnya, Indonesia dengan Jepang sama-sama ketergantungan dengan ketahanan pangan dan tidak boleh dipisahkan.
"Kerja sama kedua negara itu, juga akan memajukan hasil produk pertanian yang dihasilkan dari daerah pedesaan tersebut, ini juga meningkatkan pembangunan di Indonesia," ucapnya.
Badaruddin menambahkan, saat ini, Indonesia sedang lagi giat-giatnya menggalakkan ketahanan pangan di berbagai pedesaan, bahkan di daerah terluar dan terpinggir yang ada di tanah air.
Program membangun dan meningkatkan katahanan pangan tersebut digagas oleh pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan telah membuka ribuan hektare areal persawahan baru yang ada di pedesaan.
"Indonesia bertekad harus mampu mewujudkan swa sembada pangan di negara Asia Tenggara.Kemudian hasil pertanian semakin banyak dan melimpah ruah, sehingga kehidupan rakyat semakin sejahtera, makmur dan bahagia," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengatakan Indonesia dan Jepang sepakat akan membangun kerja sama ketahanan pangan khususnya di pedesaan.
"Tujuan kerja sama ini adalah agar terjadi peningkatan pendapatan petani di pedesaan, sehingga masyarakat desa tidak banyak yang melakukan perpindahan ke kota," katanya di Malaysia seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Jumat.
Anwar Sanusi berada di Malaysia dalam rangka mendampingi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar guna menghadiri acara FAO Conference wilayah Asia Pacific ke 33, di Putrajaya.
Dalam kesempatan tersebut, Anwar juga mencoba melakukan penjajakan kerja sama dengan Vice Minister for International Affairs Japan Mr. Hiromichi Matsushima dalam menangkal arus urbanisasi
Sebelumnya, Indonesia dan Jepang juga telah melakukan pengembangan pedesaan belajar dari program One Village One Product (OVOP) yang telah berhasil dilaksanakan di Jepang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Kerja sama ketahanan pangan Indonesia-Jepang itu perlu didukung dan disambut baik, karena menguntungkan dan memajukan warga yang tinggal di pedesaan," kata Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin di Medan, Senin.
Selama ini Indonesia-Jepang telah lama menjalin kerja sama di bidang perekonomian, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.
"Namun, kalau kerja sama dibidang ketahanan pangan baru kali dilaksanakan, dan hal ini harus tetap dipertahankankan, serta dijaga kesinambungannya," ujar Badaruddin.
Dia menyebutkan, kerja sama dibidang ketahanan pangan antara Indonesia dengan Jepang harus segera diwujudkan, sehingga hubungan kedua negara itu semakin lebih erat.
Apalagi, jelasnya, Indonesia dengan Jepang sama-sama ketergantungan dengan ketahanan pangan dan tidak boleh dipisahkan.
"Kerja sama kedua negara itu, juga akan memajukan hasil produk pertanian yang dihasilkan dari daerah pedesaan tersebut, ini juga meningkatkan pembangunan di Indonesia," ucapnya.
Badaruddin menambahkan, saat ini, Indonesia sedang lagi giat-giatnya menggalakkan ketahanan pangan di berbagai pedesaan, bahkan di daerah terluar dan terpinggir yang ada di tanah air.
Program membangun dan meningkatkan katahanan pangan tersebut digagas oleh pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan telah membuka ribuan hektare areal persawahan baru yang ada di pedesaan.
"Indonesia bertekad harus mampu mewujudkan swa sembada pangan di negara Asia Tenggara.Kemudian hasil pertanian semakin banyak dan melimpah ruah, sehingga kehidupan rakyat semakin sejahtera, makmur dan bahagia," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengatakan Indonesia dan Jepang sepakat akan membangun kerja sama ketahanan pangan khususnya di pedesaan.
"Tujuan kerja sama ini adalah agar terjadi peningkatan pendapatan petani di pedesaan, sehingga masyarakat desa tidak banyak yang melakukan perpindahan ke kota," katanya di Malaysia seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Jumat.
Anwar Sanusi berada di Malaysia dalam rangka mendampingi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar guna menghadiri acara FAO Conference wilayah Asia Pacific ke 33, di Putrajaya.
Dalam kesempatan tersebut, Anwar juga mencoba melakukan penjajakan kerja sama dengan Vice Minister for International Affairs Japan Mr. Hiromichi Matsushima dalam menangkal arus urbanisasi
Sebelumnya, Indonesia dan Jepang juga telah melakukan pengembangan pedesaan belajar dari program One Village One Product (OVOP) yang telah berhasil dilaksanakan di Jepang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016