Medan, 18/1 (Antara) - Atlet wushu sanda Sumut yang dipersiapkan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat selama pelatda berjalan, masih fokus pada materi latihan gerakan dasar seperti tendangan, pukulan dan bantingan.
"Kita masih fokus perbaharui gerakan dasar atlet seperti pukulan, tendangan dan gerakan bantingan. Kita lakukan itu selama 4 jam dalam sehari," kata Pelatih Sanda Sumut, Ricardo Zendrato, di Medan, Senin.
Selain gerakan dasar, mental juga terus di asah karena dinilai juga menjadi salah satu faktor penting bagi seorang atlet untuk tampil sebagai pemanang di arena pertarungan.
Untuk itu selama latihan berjalan, pelatih terus memotivasi para atlet untuk tetap fokus dan tenang, serta menganggap setiap pertandingan seperti latihan biasa.
"Jangan ada beban. Itulah yang kami tanamkan kepada atlet. Artinya kalau beban sudah lepas tentunya atlet akan bertanding dengan lepas di arena," katanya.
Sementara berbicara target di PON mendatang, ia mengaku optimistis anak-anak asuhnya mampu berbuat yang terbaiik bagi kontingen sumut dengan raihan medali emas.
"Kalau di pra PON lalu kita dapat 3 emas. Mudah-mudahan jangan turun di PON nanti dan kalau bisa empat emas. Harapan itu ada ditangan Junita Malau, Mei Yulia Ningsih, dan Hendrik Tarigan," katanya.
Meski optimistis, ia tidak menampik jika target tersebut cukup berat untuk dipenuhi mengingat persaingan di nomor sanda itu sudah cukup merata disetiap daerah seperti DKI Jakarta, Jateng, bahkan Jambi dan Kaltim juga dinilai saingan yang cukup berat.
"Persaingan di PON akan berbeda auranya seperti di Pra PON lalu. Karena masing-masing daerah telah persiapkan atletnya jauh-jauh.Bahkan mereka juga sudah mendatangkan pelatih dari Tiongkok. Jadi, saya nilai persaingannya semakin keras," katanya.
Pada PON 2016 nanti, tim Wushu Sanda Sumut berkekuatan sembilan atlet yakni Franstitus Hamdani, Dasmantua Simbolon, Adi R Manurung, Sony Rizaldi, Hendrik Tarigan (Putra), kemudian Junita Malau, Rosalina Simanjuntak, Mei Yulia Nengsih, dan Elika Br Tarigan (putri).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Kita masih fokus perbaharui gerakan dasar atlet seperti pukulan, tendangan dan gerakan bantingan. Kita lakukan itu selama 4 jam dalam sehari," kata Pelatih Sanda Sumut, Ricardo Zendrato, di Medan, Senin.
Selain gerakan dasar, mental juga terus di asah karena dinilai juga menjadi salah satu faktor penting bagi seorang atlet untuk tampil sebagai pemanang di arena pertarungan.
Untuk itu selama latihan berjalan, pelatih terus memotivasi para atlet untuk tetap fokus dan tenang, serta menganggap setiap pertandingan seperti latihan biasa.
"Jangan ada beban. Itulah yang kami tanamkan kepada atlet. Artinya kalau beban sudah lepas tentunya atlet akan bertanding dengan lepas di arena," katanya.
Sementara berbicara target di PON mendatang, ia mengaku optimistis anak-anak asuhnya mampu berbuat yang terbaiik bagi kontingen sumut dengan raihan medali emas.
"Kalau di pra PON lalu kita dapat 3 emas. Mudah-mudahan jangan turun di PON nanti dan kalau bisa empat emas. Harapan itu ada ditangan Junita Malau, Mei Yulia Ningsih, dan Hendrik Tarigan," katanya.
Meski optimistis, ia tidak menampik jika target tersebut cukup berat untuk dipenuhi mengingat persaingan di nomor sanda itu sudah cukup merata disetiap daerah seperti DKI Jakarta, Jateng, bahkan Jambi dan Kaltim juga dinilai saingan yang cukup berat.
"Persaingan di PON akan berbeda auranya seperti di Pra PON lalu. Karena masing-masing daerah telah persiapkan atletnya jauh-jauh.Bahkan mereka juga sudah mendatangkan pelatih dari Tiongkok. Jadi, saya nilai persaingannya semakin keras," katanya.
Pada PON 2016 nanti, tim Wushu Sanda Sumut berkekuatan sembilan atlet yakni Franstitus Hamdani, Dasmantua Simbolon, Adi R Manurung, Sony Rizaldi, Hendrik Tarigan (Putra), kemudian Junita Malau, Rosalina Simanjuntak, Mei Yulia Nengsih, dan Elika Br Tarigan (putri).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016