Tanjungbalai, Sumut, 15/12 (Antara) - Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Teluknibung Tanjungbalai, Sumatera Utara mengajak semua pihak bersinergi menghadapi diberlakukannya MEA dan perdagangan bebas.


Hal itu dikemukaan kepala KPPBC Teluknibung Fuad Fauzi di Tanjungbalai, Selasa, usai pemusnahan barang milik negara hasil tegahan pihaknya tahun 2014 dan 2015.


Dia menjelaskan, Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA akan berlaku tahun 2016, demikian juga perdagangan bebas secara internasional dimulai tahun 2020.


MEA akan menjadi momentum penting yang akan mempengaruhi perekonomian Indonesia, sekaligus menjadi "momok" yang membuat masyarakat ketar-ketir mengingat persaingan global akan hadir di depan mata.


Tidak hanya mendorong kebebasan perdagangan barang dan jasa, tetapi juga membuka arus tenaga kerja asing, seperti pengajar, teknisi, atau dokter bagi negara di kawasan ASEAN.


Sehingga di masa mendatang bukan tidak mungkin akan menjumpai banyak tenaga kerja asing yang bekerja di berbagai sektor perusahaan di Indonesia.


Menurut Fuad Fauzi, dalam perdagangan bebas nanti barang-barang komoditi yang masuk ke Indoneisa tidak akan terbendung, sehingga butuh pengawasan ekstra dari semua pihak.


Pengawasan tersebut tentu membutuhkan kerja sama lembaga pemerintah baik itu eksekutif, legeslatif dan yudikatif serta berbagai elemen masyarakat.


"Barang dan orang akan bebas masuk ke Indonesia, untuk mencengah atau menangkal segala kemungkinan terburuk maka diperlukan sinergitas aparatur penyelenggara pemerintahan dan NGO yang ada," katanya.***4***(KR.YWK)


(T.KR-YWK/B/S015/S015) 15-12-2015 16:42:26

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015