Medan, 26/10 (Antara) - Jarak pandang di kawasan Bandar Udara Kualanamu mulai membaik pada Senin pagi akibat curah hujan yang cukup lebat sejak Minggu (25/10) malam.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kualanamu Yolanda Mutiara Tondang yang dihubungi di Medan, Senin, mengatakan, dalam dua hari terakhir jarak pandang di kawasan Bandara Kualanamu di bawah 1.000 meter.
Namun pada Senin pagi, jarak pandang tersebut semakin membaik dan telah mencapai 1.100 meter pada pukul 08.30 WIB.
Mulai pukul 09.00 WIB, jarak pandangnya semakin meningkat. "Sekarang sudah mencapai 2.800 meter," katanya ketika dihubungi pukul 10.30 WIB.
Stasiun Meteorologi Kualanamu juga tidak menerima informasi adanya gangguan penerbangan di bandara yang berlokasi di Kabupaten Deliserdang tersebut.
"Kabut asapnya masih ada, tetapi jarak pandangnya membaik," kata Yolanda.
Menurut dia, dari pemantauan yang dilakukan, pihaknya tidak menemukan adanya titik api di Provinsi Sumatera Utara.
Karena itu, kabut asap yang masih ada tersebut diperkirakan berasal dari titik api yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi.
"Disana masih banyak. Di Sumatera Selatan 176 titik, di Jambi ada 11 titik," katanya. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kualanamu Yolanda Mutiara Tondang yang dihubungi di Medan, Senin, mengatakan, dalam dua hari terakhir jarak pandang di kawasan Bandara Kualanamu di bawah 1.000 meter.
Namun pada Senin pagi, jarak pandang tersebut semakin membaik dan telah mencapai 1.100 meter pada pukul 08.30 WIB.
Mulai pukul 09.00 WIB, jarak pandangnya semakin meningkat. "Sekarang sudah mencapai 2.800 meter," katanya ketika dihubungi pukul 10.30 WIB.
Stasiun Meteorologi Kualanamu juga tidak menerima informasi adanya gangguan penerbangan di bandara yang berlokasi di Kabupaten Deliserdang tersebut.
"Kabut asapnya masih ada, tetapi jarak pandangnya membaik," kata Yolanda.
Menurut dia, dari pemantauan yang dilakukan, pihaknya tidak menemukan adanya titik api di Provinsi Sumatera Utara.
Karena itu, kabut asap yang masih ada tersebut diperkirakan berasal dari titik api yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi.
"Disana masih banyak. Di Sumatera Selatan 176 titik, di Jambi ada 11 titik," katanya. ***4***
Editor : Ribut Priadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015