Medan, 26/10 (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumutera Utara diminta memberikan dukungan penuh pada pembangunan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung yang direncanakan menjadi "hub port" atau pelabuhan penghubung internasional.

Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Nawawiy Lubis di Medan, Minggu (25/19), mengatakan, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang sedang dalam pengerjaan membutuhkan dukungan kuat dari berbagai pihak.

Dukungan itu mulai dari kemudahan perizinan seperti untuk reklamasi lahan, pengerukan dan pembangunan infrastruktur, misalnya jalan di sekitar kawasan tersebut.

"Beroperasinya Pelabuhan Kuala Tanjung yang merupakan wilayah cukup strategis, masuk dalam prioritas pelabuhan yang dikembangkan menjadi `hub port` internasional dalam program Tol Laut oleh pemerintah Pusat akan menguntungkan Pemprov Sumut," kata Nawawiy yang juga menjadi salah satu Komisaris Pelindo I.

Dosen di Fakultas Teknik USU itu menjelaskan, dengan kedalaman 14 M Lws, Pelabuhan Kuala Tanjung akan memiliki kapasitas yang dapat menampung 400 ribu Teus petikemas dan 3,5 juta ton barang.

Kondisi itu akan menjadikan Sumut semakin dipehitungkan dunia sebagai tempat investasi dan lalu lintas perdagangaan.

Sumut akan semakin diperhitungkan karena pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung akan diikuti dengan pengembangan kawasan industri seluas 1.000 hektare.

"Pelindo I serius membangun dan mempercepat pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung untuk mendukung program Tol Laut pemerintah yang berfokus pada pengembangan jaringan maritim nasional. Tetapi dukungan pemerintah provinsi dan termasuk pemerintah kabupaten setempat sangat diperlukan," katanya.

Hingga dewasa ini, ujar Nawawiy, belum terlihat ada Peraturan Daerah (Perda) Sumut untuk kepentingan kawasan pelabuhan dan industri terpadu di Kuala Tanjung tersebut.

Managing Director PT Prima Multi Terminal --perusahaan pelaksana pembangunan Kuala Tanjung--, Hosadi A Putra, sebelumnya mengatakan dewasa ini pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah 20 persen.

"Targetnya hingga akhir tahun 2015, pengerjaan proyek sudah mencapai 50 persen," katanya.

Perusahaan, ujar Hosadi, berupaya keras mencapai target pengerjaan hingga 50 persen itu meski dewasa ini ada sedikit hambatan pengerjaan akibat kabut asap.

Menurut dia, untuk pembangunan terminal curah cair diharapkan selesai akhir tahun 2016 sehingga pada awal 2017 sudah bisa dioperasikan.

Sementara terminal kontainer rampung April atau Mei 2017.

"Secara keseluruhan, Pelabuhan Kuala Tanjung beroperasi akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018," katanya. ***1***



Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015