Medan, 14/9 (Antara)- Investor atau warga Sumatera Utara masih menjadi pasar prioritas pengembang di Jakarta khususnya untuk jenis apartemen.

Sales and Marketing Manager Bassura City, Jakarta--salah satu proyek Synthesis Development-- Asnedi di Medan, Minggu, mengatakan, warga Sumut khususnya asal Medan semakin cerdas memilih produk investasi di tengah terjadinya perlambatan perekonomian dewasa ini.

"Properti memang salah satu investasi yang nilainya tidak akan turun seperti investasi lainnya sehingga dinilai selalu aman menjadi pilihan," katanya yang didampingi Head of Public Relations PT. Synthesis Karya Pratama, Teresia Prahesti.

Dia menegaskan, dalam kondisi sulit, biasanya memang investor cenderung mengambil sikap menunggu dan menahan rencana investasi sampai keadaan pasar membaik.

Padahal kondisi seperti itu sebaliknya sejumlah peluang investasi bisa diraih seperti membeli properti dan itu dilakukan investor Sumut.

"Banyak warga Sumut yang membeli apartemen di Jakarta dan itu dimanfaatkan Synthesis Karya Pratama membidik konsumen Sumut dengan menawarkan beberapa proyek," kata Edi, panggilan akrab Asnedi.

Selain Bassura City yang berlokasi di kawasan Jalan Basuki Rahmat,ada proyek The Residence at Synthesis Square di Jalan Gatot Subroto dan Synthesis Residence Kemang di kawasan Kemang Jakarta.

Bassura City yang dibangun dengan memadukan antara hunian (apartemen dan hotel) dan area komersial seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan itu sudah menjadi salah satu pilihan warga Sumut

"Meski harga jual murah sekitar mulai Rp400 juta per unit, manajemen Bassura City buka hanya menjanjikan keamanan, kenyaman, tetapi juga kemudahan," katanya.

Dengan konsep "semua ada di dalam suatu kawasan", katanya, maka, penghuni Bassura City akan mendapatkan segalanya dengan lebih mudah di tengah kesibukan dan kemacatan lalulintas.

Dia menegaskan, selain Medan, pasar potensi pembeli apartemen atau hunian di Jakarta adalah Makassar dan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Managing Director Synthesis Square, Julius Warouw, mengatakan, proyek di Jalan Gatot Subroto, Jakarta yang memadukan konsep gedung perkantoran, apartemen, hotel dan pusat ritel di atas lahan 1,6 hektare itu diyakini akan diminati konsumen.

"Lokasi yang cukup dikenal dan berada di pusat perkantoran itu semakin menjadi daya tarik sendiri karena NJOP (nilai jual objek pajak) yang ditetapkan pemerintah untuk kawasan itu sudah jauh lebih mahal dari harga yang ditawarkan manajemen," katanya.

NJOP di Jalan Gatot Subroto itu ditetapkan pemerintah Rp59 juta dari Rp28 juta sebelumnya, sementara manajemen masih menjual Rp40 juta per meter persegi.

Kondisi itu, tentunya menguntungkan pembeli karena konsumen akan untung banyak memiliki investasi tersebut.

Sementara, Imron Rosyadi, General Manager Sales and Marketing Syhthesis Residence Kemang, mengatakan, melihat minat masyarakat kembali ke alam tradisional, maka manajemen membangun apartemen eksklusif bergaya arsitektur etnik modern (javaness style) di atas.

"Perpaduan modern dan tradisional di tengah kawasan lokasi CBD Simatupang dan kawasan hiburan Kemang diyakini menjadi salah satu daya tarik konsumen dari Medan dan kota lainnya," katanya.






Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015