Medan, 4/8 (Antara) - Sejumlah warga Kota Medan mengeluhkan adanya dugaan kolusi dalam memasuki sekolah negeri sehingga mengurangi potensi calon siswa yang berprestasi. Dalam reses anggota DPRD Sumut Brilian Moktar di Dapil Sumut 1 di Medan, Selasa, salah seorang warga Kota Medan Rivai Parinduri mengatakan cukup banyak indikasi kolusi tersebut dalam proses penerima siswa di sekolah negeri. Ia mencontohkan penerimaan siswa di salah satu SMA Negeri di Jalan Ayahanda Medan yang menetapkan sejumlah persyaratan agar dapat diterima. Untuk meningkatkan kualitas siswa di sekolah tersebut, kalangan orang tua tidak mempermasalahkan berbagai persyaratan yang ditetapkan pimpinan lembaga pendidikan itu. Namun anehnya, ada sejumlah kejanggalan dengan masuknya beberapa siswa yang diduga tidak melalui tahapan persyaratan tersebut. Indikasi itu terlihat dari keberadaan sejumlah siswa baru yang masuk dalam proses belajar mengajar setelah Masa Orientasi Siswa (MOS) berakhir. "Meski MOS sudah berakhir, tetapi masih ada siswa baru yang masuk," katanya. Indikasi kolusi dalam penerimaan siswa baru tersebut diyakini berlangsung di berbagai SMA Negeri dan sekolah favorit lainnya di Kota Medan. "Kami yakin, di sekolah lain juga seperti itu. Makanya Ombudsman pun turun tangan," ujar Rivai. Anggota DPRD Sumut Brilian Moktar mengatakan, adanya pemberlakuan sejumlah persyaratan untuk memasuki sekolah tertentu dapat dimaklumi, malah perlu didukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun jika ada praktik kolusi, warga harus melaporkannya agar perilaku yang dapat mengurangi kualitas pendidikan dan persaingan tersebut dapat dihilangkan. Meski sekolah di Medan merupakan mitra DPRD Kota Medan, tetapi masalah itu dapat dibahas di Komisi E DPRD Sumut yang membidangi pendidikan dan kesehatan. "Kumpulkan data-datanya, nanti kita tindak lanjuti," kata politisi PDI Perjuangan tersebut. ***4*** (T.I023/B/I. Sulistyo/I. Sulistyo) 04-08-2015

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015