Balige, Sumut, (Antara) - Dermaga pelabuhan di Balige, Kabupaten Toba Samosir kondisinya membutuhkan pelebaran agar kapal motor penumpang yang menjadi sarana transportasi di perairan Danau Toba itu bisa lebih leluasa melakukan aktivitasnya.
"Pelabuhan kapal di pusat kota Balige ini semakin ramai dan puluhan kapal yang bersandar setiap hari mengakibatkan kapasitas dermaga tidak mampu menampungnya," kata Parlindungan Nainggolan, salah seorang pemilik kapal motor di Balige, Minggu.
Menurut dia, dermaga pelabuhan tersebut sudah kurang memadai dan butuh pelebaran, karena diperkirakan hanya mampu menampung sekitar 10 unit kapal untuk bersandar.
Sementara jumlah kapal yang bersandar dan melakukan aktivitas di pelabuhan tersebut melebihi daya tampung dermaga.
Dermaga penyeberangan di Balige merupakan akses transportasi air ke kabupaten berdekatan di kawasan Danau Toba, seperti Kabupaten Samosir, Simalungun, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, dan Kabupaten Karo.
Para pedagang yang menuju Samosir masih lebih banyak menggunakan moda transportasi air itu dalam melakukan kegiatan pada beberapa pasar tradisional setiap hari karena biayanya dianggap lebih murah dan mudah, jika dibandingkan jasa angkutan darat.
"Dermaga yang baru dibangun pemerintah daerah tidak dapat digunakan secara maksimal. Dengan beberapa hal dan pertimbangan, kami hanya bisa memanfaatkan dermaga lama meski kondisinya sudah membutuhkan perbaikan dan pelebaran," kata Nainggolan.
Parhusip (52), seorang pedagang dari Samosir mengaku dirinya telah lama mempergunakan jasa angkutan air untuk melakukan aktivitas membawa barang dagangan ke Balige, seperti bawang, kemiri, jahe, dan hasil pertanian lainnya.
Sedangkan dari Balige, ia membawa ulos, pakaian jadi, dan berbagai bahan pakaian untuk dijual di kampungnya di Kecamatan Pangururan, Samosir.
"Dermaga ini selalu ramai, apalagi setiap Jumat karena bertepatan hari pekan di Balige. Kalau tidak sabar, terpaksa kapal yang kita tumpangi harus bersandar di luar dermaga karena padat," kata Parhusip.
Data dari Dinas Perhubungan Toba Samosir, dermaga kapal yang baru dibangun pada Mei 2014 itu bersumber dari dana APBN 2014 sebesar Rp4,413 miliar.
Sayangnya, kata dia, dermaga baru itu tidak dapat difungsikan secara maksimal, karena hanya mampu menampung dua unit kapal di ujung dermaga dan kedua sisinya tidak layak tempat bersandar kapal.
"Di samping itu, pelataran dermaga dinilai terlalu tinggi dari permukaan air, sehingga bangunan baru itu justru semakin mempersempit lokasi dermaga yang lama," katanya. ***1***
(T.KR-HIN/B/I. Arfa/
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Pelabuhan kapal di pusat kota Balige ini semakin ramai dan puluhan kapal yang bersandar setiap hari mengakibatkan kapasitas dermaga tidak mampu menampungnya," kata Parlindungan Nainggolan, salah seorang pemilik kapal motor di Balige, Minggu.
Menurut dia, dermaga pelabuhan tersebut sudah kurang memadai dan butuh pelebaran, karena diperkirakan hanya mampu menampung sekitar 10 unit kapal untuk bersandar.
Sementara jumlah kapal yang bersandar dan melakukan aktivitas di pelabuhan tersebut melebihi daya tampung dermaga.
Dermaga penyeberangan di Balige merupakan akses transportasi air ke kabupaten berdekatan di kawasan Danau Toba, seperti Kabupaten Samosir, Simalungun, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, dan Kabupaten Karo.
Para pedagang yang menuju Samosir masih lebih banyak menggunakan moda transportasi air itu dalam melakukan kegiatan pada beberapa pasar tradisional setiap hari karena biayanya dianggap lebih murah dan mudah, jika dibandingkan jasa angkutan darat.
"Dermaga yang baru dibangun pemerintah daerah tidak dapat digunakan secara maksimal. Dengan beberapa hal dan pertimbangan, kami hanya bisa memanfaatkan dermaga lama meski kondisinya sudah membutuhkan perbaikan dan pelebaran," kata Nainggolan.
Parhusip (52), seorang pedagang dari Samosir mengaku dirinya telah lama mempergunakan jasa angkutan air untuk melakukan aktivitas membawa barang dagangan ke Balige, seperti bawang, kemiri, jahe, dan hasil pertanian lainnya.
Sedangkan dari Balige, ia membawa ulos, pakaian jadi, dan berbagai bahan pakaian untuk dijual di kampungnya di Kecamatan Pangururan, Samosir.
"Dermaga ini selalu ramai, apalagi setiap Jumat karena bertepatan hari pekan di Balige. Kalau tidak sabar, terpaksa kapal yang kita tumpangi harus bersandar di luar dermaga karena padat," kata Parhusip.
Data dari Dinas Perhubungan Toba Samosir, dermaga kapal yang baru dibangun pada Mei 2014 itu bersumber dari dana APBN 2014 sebesar Rp4,413 miliar.
Sayangnya, kata dia, dermaga baru itu tidak dapat difungsikan secara maksimal, karena hanya mampu menampung dua unit kapal di ujung dermaga dan kedua sisinya tidak layak tempat bersandar kapal.
"Di samping itu, pelataran dermaga dinilai terlalu tinggi dari permukaan air, sehingga bangunan baru itu justru semakin mempersempit lokasi dermaga yang lama," katanya. ***1***
(T.KR-HIN/B/I. Arfa/
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015