Lintongnihuta, Sumut, 4/6 (Antara) – Komunitas Seni Nusantara (KSN) mempersiapkan puluhan ribu seruling di beberapa daerah di Sumatera Utara untuk rencana pagelaran Konser Sejuta Seruling Nusantara.

“Saat ini, telah dipersiapkan sejumlah seribu seruling di Humbahas. Demikian juga di Pematang Siantar, Tobasa, Taput, Dairi, Simalungun, Karo, Pakpak Barat, Tapteng, Sibolga, Tapsel dan beberapa daerah lainnya di Sumut yang jumlahnya diperkirakan mencapai 20 ribu seruling,” ujar Martogi Sitohang, pencetus KSN di Lintongnihuta Kabupaten Humbahas, Kamis.

Disebutkannya, rencana pelaksanaan Konser Sejuta Seruling bukan hanya akan dilaksanakan di Sumut. Sebab, secara konseptual, pelaksanaan konser dengan meniup seruling secara bersama akan melibatkan masyarakat pecinta seni seruling di seluruh nusantara.

“Setiap daerah di Indonesia memiliki alat musik tiup jenis seruling. Lain daripada jenis alat musik lainnya yang bisa saja berbeda dalam bentuk, ukuran dan media. Makanya, pelaksanaan konser itu nantinya tidak hanya di Sumut. Itu akan menjadi warna keberagaman suku yang dipersatukan di negeri ini,” katanya.

Pelaksanaan konser tersebut, kata pria yang akrab disapa Seruling Sang Guru itu akan diawalinya melalui pagelaran Seribu Seruling Nusantara dalam rangka hari jadi Kabupaten Humbahas ke-12, setelah Kabupaten tersebut dimekarkan dari Kabupaten Taput sebagai Kabupaten induk pada 28 Juli 2003 silam.

“Saya melakukan pelatihan terhadap seribu pelajar di Humbahas sebagai bagian dari pembudayaan kembali penggunaan alat musik tradisional. Ini akan menjadi langkah awal untuk mewujudkan rencana pagelaran sejuta seruling yang akan berkumandang di Nusantara,” ujar alumnus etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Pria kelahiran Harianboho, Samosir, tersebut menambahkan bahwa dasar pemilihan seruling sebagai alat musik pemersatu yang diamininya dikarenakan seruling merupakan alat musik aerophone dengan sejarah perkembangan poligenesis. Sehingga, tumbuh dan berkembang di berbagai tempat secara bersama-sama tanpa dipengaruhi satu dengan yang lain.

“Makanya, jangankan di Nusantara. Dibelahan bumi lainnya pun, seruling juga dikenal. Sehingga, nantinya tidak akan begitu sulit untuk menyatukannya dalam panggung kebersamaan,” jelasnya ditengah pelatihan ratusan siswa SMA Negeri 2 Lintongnihuta, Humbahas dalam peniupan seruling bambu.

Martogi menyebutkan jika suara alunan seruling akan menginspirasi setiap pendengar pada cinta dan perdamaian. Sebab suara seruling ditiupkan dari nafas kehidupan yang menggambarkan nilai kesucian.

“Saya gambarkan bahwa manusia diciptakan dari tanah oleh Tuhan, maka manusia itu bernafas setelah Tuhan menghembuskan nafasnya kepada manusia itu. Meniup seruling dengan menggunakan nafas yang dianugrahkan Tuhan adalah kekuatan inspiratif setiap pemainnya untuk melantunkan cinta dan kedamaian,” tukasnya. ***1***

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015