Seirampah, 7/5 (Antarasumut) - Semakin derasnya modernisasi serta berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergersernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai dengan kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan.
Hal ini dapat dilihat dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme dan liberalisme sehingga menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan.
Hal ini dikemukakan Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman yang diwakili Sekdakab Drs. H. Haris Fadillah MSi saat membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di aula Sultan Serdang kompleks Kantor Bupati di Sei Rampah, Kamis (7/5).
Turut hadir Anggota DPR RI Komisi III Drs. H. Hasrul Azwar, MM, anggota DPRD Sergai, Asisten dan Staf Ahli Bupati, para Kepala SKPD, Camat se-Sergai dan peserta sosialisasi.
Lebih lanjut Sekdakab H. Haris Fadillah mengatakan bahwa perwujudan empat pilar kebangsaan menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan dalam perwujudan dan yang lebih konkret dan nyata.
Dengan kita melakukan Sosialisasi empat pilar kebangsaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali kesadaran cinta tanah air dalam membina persatuan dan kesatuan, pungkas Haris Fadillah. Drs. H. Hasrul Azwar, MM dari Komisi III DPR RI selaku narasumber memaparkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah cukup luas terdiri dari beribu-ribu pulau dan memiliki beraneka adat budaya, bahasa, agama dan keyakinan.
Untuk menyatukan semua itu dalam mewujudkan tujuan negara perlu pemahaman dan pengimplementasian empat pilar tersebut yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa, dimana sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat disegala bidang, UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang mengatur hubungan antar lembaga serta hak dan kewajiban kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan NKRI merupakan kesadaran menyatukan wilayah Indonesia dan terakhir Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara bahwa dengan kemajemukan bangsa Indonesia namun mencita-citakan petsatuan dan kesatuan, jelas Hasrul Azwar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Hal ini dapat dilihat dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme dan liberalisme sehingga menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan.
Hal ini dikemukakan Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman yang diwakili Sekdakab Drs. H. Haris Fadillah MSi saat membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di aula Sultan Serdang kompleks Kantor Bupati di Sei Rampah, Kamis (7/5).
Turut hadir Anggota DPR RI Komisi III Drs. H. Hasrul Azwar, MM, anggota DPRD Sergai, Asisten dan Staf Ahli Bupati, para Kepala SKPD, Camat se-Sergai dan peserta sosialisasi.
Lebih lanjut Sekdakab H. Haris Fadillah mengatakan bahwa perwujudan empat pilar kebangsaan menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan dalam perwujudan dan yang lebih konkret dan nyata.
Dengan kita melakukan Sosialisasi empat pilar kebangsaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali kesadaran cinta tanah air dalam membina persatuan dan kesatuan, pungkas Haris Fadillah. Drs. H. Hasrul Azwar, MM dari Komisi III DPR RI selaku narasumber memaparkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah cukup luas terdiri dari beribu-ribu pulau dan memiliki beraneka adat budaya, bahasa, agama dan keyakinan.
Untuk menyatukan semua itu dalam mewujudkan tujuan negara perlu pemahaman dan pengimplementasian empat pilar tersebut yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa, dimana sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat disegala bidang, UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang mengatur hubungan antar lembaga serta hak dan kewajiban kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan NKRI merupakan kesadaran menyatukan wilayah Indonesia dan terakhir Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara bahwa dengan kemajemukan bangsa Indonesia namun mencita-citakan petsatuan dan kesatuan, jelas Hasrul Azwar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015