Oleh Edy Pandiangan, Dairi, 23/4 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Dairi mengkampanyekan stop buang air besar sembarangan (BABS) di Kecamatan Siempat Nempu dan dibuka oleh Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro S.Sos, Kamis, di halaman KUD Saroha Desa Juma Teguh.
Bupati pun berjanji kepada warga untuk memprioritaskan pembangunan jika dengan segera membuat jamban di rumah masing-masing dan terbebas dari buang air besar sembarangan. Ia berharap, seluruh warga dengan segera membuat jamban serta mempergunakan jamban itu sebagai tempat BAB.
“Kalau seluruh warga Juma Teguh dapat melaksanakan itu, kami akan membuat kecamatan dan desa ini mendapat skala prioritas pelayanan dan pembangunan seperti Kecamatan Siempat Nempu Hulu,” ujarnya.
Bupati juga mengatakan, warga sudah seharusnya mengetahui kerugian kalau masih melakukan BAB sembarangan. “Selain merasa malu, kita seharusnya mengetahui kerugian kalau kita masih melakukan BAB sembarangan. Karena, anak cucu kita akan enggan pulang kampung kalau mengetahui tidak ada jamban. Selain itu, kesehatan kita akan terganggu kalau BAB sembarangan,” ujar bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dr Nitawati Sitohang melaporkan, dari 602 kepala keluarga (KK) di Desa Juma Teguh, sekitar 200 KK masih melakukan BAB sembarangan pada aliran air pengairan sawah. Nitawati mengharapkan, warga setempat dapat mensukseskan program tersebut dengan kesadaran sendiri membangun jamban masing-masing.
Kepala dinas termuda di Dairi ini juga mempunyai alasan ditetapkannya Kecamatan Siempat Nempu untuk kampanye stop BABS. Kecamatan ini pernah mengalami kejadian luar biasa yakni 50 persen penduduknya menderita muntaber. “Muntaber disebabkan lingkungan yang jorok untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi dari warga masyarakat akan kebersihan,” kata Nita seraya menyebutkan masih 12 desa dari 169 desa di Dairi yang 100 % stop buang air besar sembarangan yakni di Kecamatan Siempat Nempu Hulu.
Camat Siempat Nempu Drs Parulian Sihombing mengajak warganya untuk mensukseskan program tersebut. Ia mengaku masih banyak warganya yang buang air besar sembarangan. “Kalau pun sudah punya jamban, tapi masih ditemukan septi tank berrhubungan langsung dengan air parit yang masih digunakan oleh warga untuk kebutuhan cuci piring dan pakaian," ujar mantan Camat Siempat Nempu Hulu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Bupati pun berjanji kepada warga untuk memprioritaskan pembangunan jika dengan segera membuat jamban di rumah masing-masing dan terbebas dari buang air besar sembarangan. Ia berharap, seluruh warga dengan segera membuat jamban serta mempergunakan jamban itu sebagai tempat BAB.
“Kalau seluruh warga Juma Teguh dapat melaksanakan itu, kami akan membuat kecamatan dan desa ini mendapat skala prioritas pelayanan dan pembangunan seperti Kecamatan Siempat Nempu Hulu,” ujarnya.
Bupati juga mengatakan, warga sudah seharusnya mengetahui kerugian kalau masih melakukan BAB sembarangan. “Selain merasa malu, kita seharusnya mengetahui kerugian kalau kita masih melakukan BAB sembarangan. Karena, anak cucu kita akan enggan pulang kampung kalau mengetahui tidak ada jamban. Selain itu, kesehatan kita akan terganggu kalau BAB sembarangan,” ujar bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dr Nitawati Sitohang melaporkan, dari 602 kepala keluarga (KK) di Desa Juma Teguh, sekitar 200 KK masih melakukan BAB sembarangan pada aliran air pengairan sawah. Nitawati mengharapkan, warga setempat dapat mensukseskan program tersebut dengan kesadaran sendiri membangun jamban masing-masing.
Kepala dinas termuda di Dairi ini juga mempunyai alasan ditetapkannya Kecamatan Siempat Nempu untuk kampanye stop BABS. Kecamatan ini pernah mengalami kejadian luar biasa yakni 50 persen penduduknya menderita muntaber. “Muntaber disebabkan lingkungan yang jorok untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi dari warga masyarakat akan kebersihan,” kata Nita seraya menyebutkan masih 12 desa dari 169 desa di Dairi yang 100 % stop buang air besar sembarangan yakni di Kecamatan Siempat Nempu Hulu.
Camat Siempat Nempu Drs Parulian Sihombing mengajak warganya untuk mensukseskan program tersebut. Ia mengaku masih banyak warganya yang buang air besar sembarangan. “Kalau pun sudah punya jamban, tapi masih ditemukan septi tank berrhubungan langsung dengan air parit yang masih digunakan oleh warga untuk kebutuhan cuci piring dan pakaian," ujar mantan Camat Siempat Nempu Hulu ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015