Pematangsiantar, Sumut, 5/4 (Antara) - Himpunan Pemuda Mahasiswa Simalungun (Himapsi) Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, mengadakan pagelaran budaya Simalungun di parkiran Pariwisata, Jalan Merdeka, Sabtu malam.
Para pemuda dan mahasiswa etnis Batak Simalungun menampilkan berbagai tarian, musik tradisional dan pencak silat (dihar) yang mendapat antusias masyarakat.
"Kita rencanakan rutin sebulan sekali untuk mengenalkan dan melestarikan budaya leluhur," kata pengurus Himapsi Pematangsiantar, Rado Damanik.
Rado mengemukakan keprihatinan dengan perhatian pemerintah yang kurang tanggap dalam pengembangan budaya yang menjadi jati diri Kota Pematangsiantar.
"Bahkan orang Simalungun juga demikian, sehingga seni budaya Simalungun sudah mulai hilang. Kondisi ini yang membuat kita sebagai generasi muda untuk berbuat," kata Rado.
Ia mengatakan, budaya Simalungun merupakan budaya asli di Pematangsiantar, meskipun masyarakatnya heterogen dan perlu dijadikan ikon kota.
"Etnis yang tinggal di Siantar kita imbau menghargai dan beradaptasi dengan budaya Simalungun. Pemerintah harus memperhatikan hal seperti ini untuk ke depannya," kata Rado.
Kadis Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata, Fatimah Siregar mendukung upaya pelestarian budaya, dan berjanji dinas ini akan memanfaatkan kembali sanggar yang ada untuk pelatihan budaya.
"Budaya Simalungun harus kita kembangkan. Sanggar kesenian di Siantar Barat dan Sitalasari, kita aktifkan kembali," kata Fatimah. ***4***
(T.KR-WRS/B/M. Taufik/M. Taufik)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Para pemuda dan mahasiswa etnis Batak Simalungun menampilkan berbagai tarian, musik tradisional dan pencak silat (dihar) yang mendapat antusias masyarakat.
"Kita rencanakan rutin sebulan sekali untuk mengenalkan dan melestarikan budaya leluhur," kata pengurus Himapsi Pematangsiantar, Rado Damanik.
Rado mengemukakan keprihatinan dengan perhatian pemerintah yang kurang tanggap dalam pengembangan budaya yang menjadi jati diri Kota Pematangsiantar.
"Bahkan orang Simalungun juga demikian, sehingga seni budaya Simalungun sudah mulai hilang. Kondisi ini yang membuat kita sebagai generasi muda untuk berbuat," kata Rado.
Ia mengatakan, budaya Simalungun merupakan budaya asli di Pematangsiantar, meskipun masyarakatnya heterogen dan perlu dijadikan ikon kota.
"Etnis yang tinggal di Siantar kita imbau menghargai dan beradaptasi dengan budaya Simalungun. Pemerintah harus memperhatikan hal seperti ini untuk ke depannya," kata Rado.
Kadis Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata, Fatimah Siregar mendukung upaya pelestarian budaya, dan berjanji dinas ini akan memanfaatkan kembali sanggar yang ada untuk pelatihan budaya.
"Budaya Simalungun harus kita kembangkan. Sanggar kesenian di Siantar Barat dan Sitalasari, kita aktifkan kembali," kata Fatimah. ***4***
(T.KR-WRS/B/M. Taufik/M. Taufik)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015