Simalungun, Sumut, 18/3 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit demam berdarah denggi (DBD) memasuki musim kemarau sejak Maret 2015.
"Musim panas masa pembiakan nyamuk Aedes Agepty penyebab DBD, jadi perlu diputus rantai pembiakannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, dr Jan Mauresdo Purba MKes, Rabu.
Warga dipesankan untuk menerapkan pola 3M (mengubur, menguras dan menutup) wadah-wadah tempat pembiakan nyamuk ini, seperti bak kamar mandi, kaleng, botol.
"Bak kamar mandi dikuras sebelum masa tujuh hari untuk membunuh jentik nyamuk. Jentik ini punya masa inkubasi tujuh hari untuk menetas," kata Mauresdo.
Terkait kasus DBD di Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 31 kecamatan, Mauresdo menegaskan masih dalam kondisi normal.
"Tidak ada kasus menonjol sesuai laporan dari puskesmas di masing-masing daerah," kata Mauresdo.
Begitupun kata Mauresdo, jajaran pemkab menggiatkan gotong royong massal di setiap kecamatan dalam upaya memelihara kebersihan lingkungan.
"Fogging (pengasapan) upaya terakhir untuk pemberantasan, intinya kita sendiri yang menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal," kata Mauresdo. ***4***
(T.KR-WRS/C/Yuniardi/Yuniardi)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Musim panas masa pembiakan nyamuk Aedes Agepty penyebab DBD, jadi perlu diputus rantai pembiakannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, dr Jan Mauresdo Purba MKes, Rabu.
Warga dipesankan untuk menerapkan pola 3M (mengubur, menguras dan menutup) wadah-wadah tempat pembiakan nyamuk ini, seperti bak kamar mandi, kaleng, botol.
"Bak kamar mandi dikuras sebelum masa tujuh hari untuk membunuh jentik nyamuk. Jentik ini punya masa inkubasi tujuh hari untuk menetas," kata Mauresdo.
Terkait kasus DBD di Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 31 kecamatan, Mauresdo menegaskan masih dalam kondisi normal.
"Tidak ada kasus menonjol sesuai laporan dari puskesmas di masing-masing daerah," kata Mauresdo.
Begitupun kata Mauresdo, jajaran pemkab menggiatkan gotong royong massal di setiap kecamatan dalam upaya memelihara kebersihan lingkungan.
"Fogging (pengasapan) upaya terakhir untuk pemberantasan, intinya kita sendiri yang menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal," kata Mauresdo. ***4***
(T.KR-WRS/C/Yuniardi/Yuniardi)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015