Balige, Sumut, 5/3 (Antara) - Petani di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) semakin bergairah karena harga beras terus naik, dari sebelumnya Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp9 ribu pada pertengahan Februari 2015, dan saat ini mencapai Rp10 ribu per kilogram.

"Adanya kenaikan harga beras membuat petani kian bergairah, karena biaya produksi yang selama ini dianggap besar bisa tertutupi," kata Perdinan Siahaan (43), petani sawah di Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Kamis.

Ia optimistis kenaikan harga mampu meningkatkan daya beli masyarakat petani dalam pengadaan sarana produksi, seperti pupuk dan pestisida, yang mereka perlukan untuk meningkatkan hasil panen.

Ayah dari lima orang putra ini menyebutkan, salah satu hal yang bisa menggairahkan petani adalah harga. Jika harga jual beras naik, petani semakin tertarik dan semakin bergiat untuk menanam.

Menurut Perdinan, hingga saat ini petani di Kabupaten Tobasa lebih memilih menanam padi dibandingkan komoditi hortikultura lainnya, karena harga jual beras dianggap lebih menguntungkan.

"Harga beras lebih menarik bagi petani, sehingga pada umumnya petani di daerah ini kebanyakan menanam padi," katanya.

Petani lainnya, Marulam Panjaitan menambahkan, kenaikan harga beras merupakan salah satu kondisi yang bisa meningkatkan gairah petani untuk mengembangkan budidaya tanaman padi.

Dalam dua minggu terakhir ini, kata dia, harga beras di kabupaten tersebut mengalami kenaikan hingga Rp2 ribu per kilogram, sehingga petani merasa cukup lega.

Menurutnya, petani memerlukan jaminan harga agar tetap bisa mendapatkan keuntungan saat harga beras menurun.

"Jika Pemerintah dapat memberi jaminan harga yang menjanjikan, tentu petani akan semakin berminat menanam padi," katanya.

Sementara itu, staf Dinas Pertanian Tobasa Siahaan menyebutkan, sebagian besar penduduk di kabupaten tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, dan salah satu pilar pembangunan yang dicanangkan adalah terciptanya pertanian yang maju.

Menurutnya, sektor pertanian masih menjadi andalan utama dalam menggerakkan roda perekonomian untuk meningkatkan angka pertumbuhan dari tahun ke tahun di Kabupaten Tobasa. Sektor tersebut memberi kontribusi cukup besar dalam pembentukan PDRB Tobasa, yaitu sekitar 24,47 persen terhadap total PDRB
"Sebagai daerah yang hidup dari usaha pertanian dalam arti yang luas, peningkatan kualitas pengelolaan sektor pertanian perlu terus didorong agar pendapatan dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat," katanya. ***3***
(KR-HIN)

Sigit Pinardi
(T.KR-HIN/B/S. Pinardi /S. Pinardi ) 05-03-2015

Pewarta: Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015