Tapanuli Utara, 16/1 (antarasumut)- Bandara Silangit, akan dibangun sesuai dengan ciri khas ukiran adat Batak dengan dana lebih dari seratus miliar yang disiapkan BUMN untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendukung bandara tersebut.
Direktur Keuangan PT AP II Larensus Manurung, seperti dikutip Metrosiantar dan dilansir antarasumut, Kamis, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana ratusan miliar untuk pembangunan Bandara Silangit ini. Pembangunan bandara ini, nanti akan didesain sesuai dengan ciri khas ukiran adat Batak.
Selain itu, dana ratusan miliar itu, juga akan digunakan untuk perpanjangan run away (landasan pacu) pesawat di Bandara Silangit yang kini masih 2.400 meter. ”Kita targetkan, sampai tahun 2015, panjang landasan pacu bandara ini sudah mencapai 2.700 meter. Itu artinya, dengan panjang landasan seperti itu, maka di bandara ini, akan dapat mendarat pesawat berbadan lebar sejenis boeing dan air bus,” terangnya.
Dijelaskannya, alasan pihak AP II menggelontorkan dana yang cukup besar untuk pembangunan bandara itu, adalah melihat potensi bandara itu yang menjadi pintu gerbang masuk ke tanah Batak, serta potensi kunjungan wisata dan ekonomi.
”Kami yakin, dari perkiraan kami, 10 tahun ke depan, kunjungan wisata ke kawasan Danau Toba akan semakin meningkat. Selain itu, dari sisi ekonomi, potensi bandara ini untuk pesawat kargo yang mengangkut hasil pertanian, perikanan dan peternakan sangat baik,” imbuhnya.
Laurensus mencontohkan, potensi ekspor kopi dan hasil pertanian lainnya dari kawasan Tapanuli, cukup menjanjikan. ”Tidak hanya itu, saya pernah bertemu dengan sejumlah pengusaha di Singapura dan Malaysia. Mereka sangat membutuhkan pasokan daging babi.
Karena memang di sana sangat kurang. Jadi, dengan banyaknya peternak babi di sini, nanti akan semakin membantu perekonomian masyarakat. Contoh lainnya, adalah bumbu khas Batak andaliman. Kalau di sini harga per kg hanya Rp30 ribu, maka di Batam harga sudah hampir Rp200 ribu per kg,” sebut pria kelahiran Porsea, Tobasa itu.
Di sisi lain, kehadiran bangunan dan usaha-usaha lain yang nantinya akan dilakukan PT AP II di Bandara Silangit, secara otomatis juga akan menambah PAD dari sektor perpajakan.
”Karena dari 13 bandara di Indonesia yang kini ditangani AP II, rata-rata menyumbang 2 hingga 3 persen PAD di daerah masing-masing dari pajak bumi dan bangunan. Untuk itulah, bergabung dan bermitra dengan AP II akan sangat menyenangkan,” ungkapnya. (ril)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Direktur Keuangan PT AP II Larensus Manurung, seperti dikutip Metrosiantar dan dilansir antarasumut, Kamis, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana ratusan miliar untuk pembangunan Bandara Silangit ini. Pembangunan bandara ini, nanti akan didesain sesuai dengan ciri khas ukiran adat Batak.
Selain itu, dana ratusan miliar itu, juga akan digunakan untuk perpanjangan run away (landasan pacu) pesawat di Bandara Silangit yang kini masih 2.400 meter. ”Kita targetkan, sampai tahun 2015, panjang landasan pacu bandara ini sudah mencapai 2.700 meter. Itu artinya, dengan panjang landasan seperti itu, maka di bandara ini, akan dapat mendarat pesawat berbadan lebar sejenis boeing dan air bus,” terangnya.
Dijelaskannya, alasan pihak AP II menggelontorkan dana yang cukup besar untuk pembangunan bandara itu, adalah melihat potensi bandara itu yang menjadi pintu gerbang masuk ke tanah Batak, serta potensi kunjungan wisata dan ekonomi.
”Kami yakin, dari perkiraan kami, 10 tahun ke depan, kunjungan wisata ke kawasan Danau Toba akan semakin meningkat. Selain itu, dari sisi ekonomi, potensi bandara ini untuk pesawat kargo yang mengangkut hasil pertanian, perikanan dan peternakan sangat baik,” imbuhnya.
Laurensus mencontohkan, potensi ekspor kopi dan hasil pertanian lainnya dari kawasan Tapanuli, cukup menjanjikan. ”Tidak hanya itu, saya pernah bertemu dengan sejumlah pengusaha di Singapura dan Malaysia. Mereka sangat membutuhkan pasokan daging babi.
Karena memang di sana sangat kurang. Jadi, dengan banyaknya peternak babi di sini, nanti akan semakin membantu perekonomian masyarakat. Contoh lainnya, adalah bumbu khas Batak andaliman. Kalau di sini harga per kg hanya Rp30 ribu, maka di Batam harga sudah hampir Rp200 ribu per kg,” sebut pria kelahiran Porsea, Tobasa itu.
Di sisi lain, kehadiran bangunan dan usaha-usaha lain yang nantinya akan dilakukan PT AP II di Bandara Silangit, secara otomatis juga akan menambah PAD dari sektor perpajakan.
”Karena dari 13 bandara di Indonesia yang kini ditangani AP II, rata-rata menyumbang 2 hingga 3 persen PAD di daerah masing-masing dari pajak bumi dan bangunan. Untuk itulah, bergabung dan bermitra dengan AP II akan sangat menyenangkan,” ungkapnya. (ril)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014