Taput, 6/11 (antarasumut)- Kepala Bandara Silangit Edward Rajagukguk mengatakan, PT Angkasa Pura II hingga kini masih menunggu surat rekomendasi dari Gubernur Sumatera Utara untuk bisa memulai proses pembebasan lahan untuk pengembangan Bandara Silangit.
”Sebelumnya kita (AP II) sudah menyampaikan permohonan untuk penerbitan rekomendasi itu. Dan saat ini sedang proses. Kalau sudah keluar, maka pembebasan lahan itu sudah dapat dilaksanakan,” katanya kepada Metro yang dilansir antarasumut, Kamis.
Menurutnya, setelah rekomendasi tersebut keluar, Pemkab Taput bersama dengan Badan Pertanahan Nasional akan memproses pembebasan lahan. Masyarakat sendiri pada prinsipnya mengatakan setuju membebaskan lahan untuk pengembangan Bandara Silangit.
”Pada sosialisasi kemarin masyarakat pada prinsipnya sangat menyetujui. Makanya kalau rekomendasi Gubsu sudah keluar, proses pembebasan berjalan lancar, AP II pun tinggal membayarakan ganti rugi pembebasan lahannya. Dan proyek pengembangan Bandara Silangit pun dapat segera dilaksanakan,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Lambertus Manurung dalam sebuah acara sosialisasi di Silangit menyampaikan, AP II membutuhkan lahan sekitar 200-400 hektare untuk dapat menjadikan Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional atau menjadi Bandara wisata tujuan wista terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Ngurah Rai, Bali. Saat ini lahan yang dimiliki oleh Bandara Silangit masih sekitar 80 hektare. Ditambah dengan 40 hektare lahan milik masyarakat yang sudah disetujui dalam akan dibebaskan.
”Sisanya akan kita minta dari Kementrian Kehutanan. Karena di sekitar Bandara Silangit memang ada lahan milik kementrian kehutanan. Dan secara lisan Kementrian Kehutanan sudah menyetujui akan memberikannya. Jadi kita tunggu saja. Dalam waktu dekat Menteri Kehutanan sudah berjanji akan memberikannya,” katanya.
Laurencius menambahkan, proyek pertama untuk menjadikan Bandara Silangit ini menjadi Bandara Internasional sudah akan dimulai yakni untuk pergerasan, pelebaran dan panjang runway. Dikatakannya, panjang runway atau landasan pacu saat ini 2.400 meter akan ditambah menjadi 2.700 meter. Sedangkan lebar saat ini 30 meter akan ditambah menjadi 45 meter. Dan setelah itu nantinya akan menyusul pembangunan terminal Bandara Silangit.
“Pokoknya kita mau tahun 2015 ini terminal Bandara Silangit sudah mulai terbentuk,” ujar Laurencius sambil menambahkan bahwa terminal Bandara Silangit akan menjadi bangunan terindah di Tapanuli.
Selain, terminal kedatangan dan keberangkatan penumpang, Laurencius juga mengatakan bahwa pihaknya akan membangun terminal kargo. Dia menyakini bahwa, hasil pertanian dan peternakan di Tapanuli sangat berpotensi untuk di eksport ke luar negeri.
”Ada potensi yang sangat besar sekali disini yang nantinya bisa diekspor dari sini ke luar negeri. Seperti misalnya kopi, kemenyan, dan buah-buahan lainya,” ujar nya. (ril)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
”Sebelumnya kita (AP II) sudah menyampaikan permohonan untuk penerbitan rekomendasi itu. Dan saat ini sedang proses. Kalau sudah keluar, maka pembebasan lahan itu sudah dapat dilaksanakan,” katanya kepada Metro yang dilansir antarasumut, Kamis.
Menurutnya, setelah rekomendasi tersebut keluar, Pemkab Taput bersama dengan Badan Pertanahan Nasional akan memproses pembebasan lahan. Masyarakat sendiri pada prinsipnya mengatakan setuju membebaskan lahan untuk pengembangan Bandara Silangit.
”Pada sosialisasi kemarin masyarakat pada prinsipnya sangat menyetujui. Makanya kalau rekomendasi Gubsu sudah keluar, proses pembebasan berjalan lancar, AP II pun tinggal membayarakan ganti rugi pembebasan lahannya. Dan proyek pengembangan Bandara Silangit pun dapat segera dilaksanakan,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Lambertus Manurung dalam sebuah acara sosialisasi di Silangit menyampaikan, AP II membutuhkan lahan sekitar 200-400 hektare untuk dapat menjadikan Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional atau menjadi Bandara wisata tujuan wista terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Ngurah Rai, Bali. Saat ini lahan yang dimiliki oleh Bandara Silangit masih sekitar 80 hektare. Ditambah dengan 40 hektare lahan milik masyarakat yang sudah disetujui dalam akan dibebaskan.
”Sisanya akan kita minta dari Kementrian Kehutanan. Karena di sekitar Bandara Silangit memang ada lahan milik kementrian kehutanan. Dan secara lisan Kementrian Kehutanan sudah menyetujui akan memberikannya. Jadi kita tunggu saja. Dalam waktu dekat Menteri Kehutanan sudah berjanji akan memberikannya,” katanya.
Laurencius menambahkan, proyek pertama untuk menjadikan Bandara Silangit ini menjadi Bandara Internasional sudah akan dimulai yakni untuk pergerasan, pelebaran dan panjang runway. Dikatakannya, panjang runway atau landasan pacu saat ini 2.400 meter akan ditambah menjadi 2.700 meter. Sedangkan lebar saat ini 30 meter akan ditambah menjadi 45 meter. Dan setelah itu nantinya akan menyusul pembangunan terminal Bandara Silangit.
“Pokoknya kita mau tahun 2015 ini terminal Bandara Silangit sudah mulai terbentuk,” ujar Laurencius sambil menambahkan bahwa terminal Bandara Silangit akan menjadi bangunan terindah di Tapanuli.
Selain, terminal kedatangan dan keberangkatan penumpang, Laurencius juga mengatakan bahwa pihaknya akan membangun terminal kargo. Dia menyakini bahwa, hasil pertanian dan peternakan di Tapanuli sangat berpotensi untuk di eksport ke luar negeri.
”Ada potensi yang sangat besar sekali disini yang nantinya bisa diekspor dari sini ke luar negeri. Seperti misalnya kopi, kemenyan, dan buah-buahan lainya,” ujar nya. (ril)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014