Medan, 12/12 (Antara)- Pemerintah Provinsi Sumatera Utara optimistis bisa merealisasikan optimalisasi lahan pertanian seluas 2.860 hektare tahun ini seperti yang ditugaskan Pemerintah Pusat untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan tiga tahun ke depan.
"Program optimalisasi lahan itu sudah dimulai sejalan dengan masuknya bantuan Pemerintah Pusat mulai benih, pupuk, pompa air dan alat pertanian lain yang dibutuhkan untuk penaman tanaman pangan petani itu khususnya padi," kata Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room S di Medan, Jumat.
Ia mengatakan itu usai acara Sosialisasi Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2013 dan Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga (RT) Pertanian oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut yang dihadiri berbagai pejabat dinas terkait, badan dan kelembagaan serta akademisi.
Room mengaku, awalnya Sumut mendapat penugasan untuk sekitar 8ribuan hektare tetapi mengingat sudah mendekati akhir tahun dan sebagian besar lahan petani belum memasuki panen, maka Pemprov Sumut hanya menyatakan kemampuan menjalankan program 2.860 hektare itu.
Menurut dia, tidak serentaknya masa panen di Sumut di satu sisi memang bernilai positif karena tidak menimbulkan panen besar atau panen raya sehingga harga jual bertahan stabil tinggi.
Room menyebutkan, optimalisasi lahan pertanian seluas 2.860 hektare itu dilakukan di sejumlah daerah sentra tanaman padi yang indeks pertanaman padinya masih di bawah 1,5 yang diakui juga masih cukup banyak terjadi di Provinsi Sumut itu.
Kabupaten Labuhanbatu, Nias Barat, Tanjungbalai, Nias dan Nias Utara misalnya IP-nya bahkan di bawah 1 atau 0,74.
Sementara yang di bawah 1,5 atau rata-rata 1,2 ada di Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Karo, Padanglawas, Samosir, Tapanuli Utara, Nias Selatan, Padanglawas Utara, Gunung Sitoli, Toba Samosir dan Labuhanbatu Utara.
Adapun daerah yang IP nya sudah di atas 1,5 atau rata-arta 1,82 masing-masing di Langkat, Simalungun, Batubara, Deliserdang, Asahan, Tapanuli Selatan, Medan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Pematang Siantar, Serdang Bedagai dan Labuhanbatu Selatan.
"Hanya Padang Sidempuan, Tebing Tinggi dan Binjai yang IP-nya sudah di atas 2 atau 2,37," katanya.
Ke depannya, ujar Room, khususnya untuk mencapai target swasembada pangan nasional tiga tahun ke depan dimana Sumut menjadi salah satu dari 12 provinsi yang diminta menjadi pendukung, maka Dinas Pertanian Sumut semakin fokus pada tiga hal yakni oyimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi dan pengadaan alat pertanian atau Alsintan.
Kabid Statistik Produksi BPS Sumut, Dwi Prawoto menyebutkan, hasil Sensus Pertanian 2013 mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian hingga 11,01 persen atau tinggal 1.327.759 dari 1.492.104 pada 2003.
Dari sub sektor tanaman pangan yakni padi dan palawija memberikan sumbangsih 11,18 persen pada penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian itu.***2***
(T.E016/B/S. Suryatie/S. Suryatie)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Program optimalisasi lahan itu sudah dimulai sejalan dengan masuknya bantuan Pemerintah Pusat mulai benih, pupuk, pompa air dan alat pertanian lain yang dibutuhkan untuk penaman tanaman pangan petani itu khususnya padi," kata Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room S di Medan, Jumat.
Ia mengatakan itu usai acara Sosialisasi Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2013 dan Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga (RT) Pertanian oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut yang dihadiri berbagai pejabat dinas terkait, badan dan kelembagaan serta akademisi.
Room mengaku, awalnya Sumut mendapat penugasan untuk sekitar 8ribuan hektare tetapi mengingat sudah mendekati akhir tahun dan sebagian besar lahan petani belum memasuki panen, maka Pemprov Sumut hanya menyatakan kemampuan menjalankan program 2.860 hektare itu.
Menurut dia, tidak serentaknya masa panen di Sumut di satu sisi memang bernilai positif karena tidak menimbulkan panen besar atau panen raya sehingga harga jual bertahan stabil tinggi.
Room menyebutkan, optimalisasi lahan pertanian seluas 2.860 hektare itu dilakukan di sejumlah daerah sentra tanaman padi yang indeks pertanaman padinya masih di bawah 1,5 yang diakui juga masih cukup banyak terjadi di Provinsi Sumut itu.
Kabupaten Labuhanbatu, Nias Barat, Tanjungbalai, Nias dan Nias Utara misalnya IP-nya bahkan di bawah 1 atau 0,74.
Sementara yang di bawah 1,5 atau rata-rata 1,2 ada di Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Karo, Padanglawas, Samosir, Tapanuli Utara, Nias Selatan, Padanglawas Utara, Gunung Sitoli, Toba Samosir dan Labuhanbatu Utara.
Adapun daerah yang IP nya sudah di atas 1,5 atau rata-arta 1,82 masing-masing di Langkat, Simalungun, Batubara, Deliserdang, Asahan, Tapanuli Selatan, Medan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Pematang Siantar, Serdang Bedagai dan Labuhanbatu Selatan.
"Hanya Padang Sidempuan, Tebing Tinggi dan Binjai yang IP-nya sudah di atas 2 atau 2,37," katanya.
Ke depannya, ujar Room, khususnya untuk mencapai target swasembada pangan nasional tiga tahun ke depan dimana Sumut menjadi salah satu dari 12 provinsi yang diminta menjadi pendukung, maka Dinas Pertanian Sumut semakin fokus pada tiga hal yakni oyimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi dan pengadaan alat pertanian atau Alsintan.
Kabid Statistik Produksi BPS Sumut, Dwi Prawoto menyebutkan, hasil Sensus Pertanian 2013 mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian hingga 11,01 persen atau tinggal 1.327.759 dari 1.492.104 pada 2003.
Dari sub sektor tanaman pangan yakni padi dan palawija memberikan sumbangsih 11,18 persen pada penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian itu.***2***
(T.E016/B/S. Suryatie/S. Suryatie)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014