Jakarta, 14/11 (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mempersilakan siapapun yang berbuat rusuh saat demonstrasi menolak kenaikan harga BBM untuk ditahan jika merusak dan anarkis.

"Saya apresiasi pihak kepolisian bertindak tegas. Siapa yang berbuat rusuh ditahan, kemarin ada empat orang yang ditahan karena berbuat rusuh dengan aksi lempar melempar," katanya kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Jumat.

Ia mempersilakan masyarakat yang ingin berunjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM, tapi begitu berbuat anarkis maka konsekuennsinya akan ditangkap. "Hukumnya seperti itu," katanya.

Menanggapi maraknya aksi demosntrasi di Makassar, ia mengatakan mahasiswa setempat memang dinamis sehingga ada kebijakan apa saja akan didemo.

Namun, tambahnya, demonstrasinya sebenarnya kecil dan hanya dilakukan oleh 10-20 orang.

"Itulah gayanya Makassar, jadi sebenarnya tidak banyak pelakunya dan bukan hal yang besar di sana. Bahwa ada demonstrasi memang iya," kata wapres.

Wapres mengatakan dirinya sudah memanggil sejumlah rektor universitas di Makassar dan dari hasil pembicaraan dengan rektor terungkap bahwa pelakunya bukan digerakkan oleh universitas tapi hanya sekelompok orang.

"Mereka pun merusak sebenarnya karena ada media televisi yang mengambil gambar, dan begitu media televisi pergi maka demo juga berhenti," katanya.

Sebelumnya (13/11), Rektor Universitas Hasanudin Dwia Aries Tina Palubuhu mengatakan forum rektor universitas di Makassar mempersilakan aparat berwajib untuk menangkap mahasiswa jika memang terbukti melakukan tindakan anarkis terkait demo penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak, dan dituntut sesuai hukum yang berlaku.

"Kami sudah ada komitmen dengan aparat seperti Kodam dan Kapolda bahwa kalau ada mahasiswa yang anarkis seperti menutup jalan dan bakar ban, maka aparat memiliki keleluasaan untuk melakukan (penangkapan)," kata Dwia Aries setelah bersama sejumlah rektor di Makassar bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (13/11).

Dia datang menghadap Wapres Jusuf Kalla bersama sejumlah rektor dari Universitas Negeri Makssar, Universitas 45, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Islam Negeri Alauddin, serta Universitas Muhammadiyah.

Kepada Wapres, para rektor melaporkan hiruk pikuk dinamika mahasiswa yang belakangan ini banyak melakukan demonstrasi terkait penolakan kenaikan harga BBM.

Dalam pertemuan itu, Jusuf Kalla minta kepada para rektor untuk menyosialisasikan rencana pemerintah menaikkan harga BBM kepada mahasiswa agar mereka mengetahui duduk persoalan sebenarnya.

Wapres juga berpesan kepada para rektor bahwa kenaikan harga BBM adalah kebijakan yang harus diambil karena subsidi akan dialihkan antara lain untuk perbaikan pendidikan. (A025)

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014