Panyabungan, Sumut 28/10 (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengadakan Workshop Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana selama empat hari sejak 28 Oktober – 31 Oktober 2014 di Aula Hotel Madina Sejahtera Panyabungan.
Work Shop dihadiri oleh Asisten II Pemkab Madina M.Syafii Lubis, Kepala BPBD Madina Risfan Julardi, Kepala BAPPEDA Madina Abu Hanipa, narasumber Salamuddin, SH fasilator pengurangan bencana dari Provinsi Sumatera Utara, perwakilan dari seluruh SKPD Madina, dan juga utusan dari mahasiswa Mandailing Natal.
Bupati Mandailing Natal Drs.H.Dahlan Hasan Nasution melalui asisten II M.Syafii Lubis mengatakan, mengutip Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2013 secara nasional Mandailing Natal memiliki kelas resiko tinggi dan menempatkan kabupaten ini pada urutan ke-20 (dua puluh) dari 496 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang telah di data oleh BNPB. Di Provinsi Sumatera Utara , Kabupaten Mandailing Natal berada pada urutan ke-2 (dua) , setelah Gunung Sitoli.
"Untuk resiko bencana bumi Madina menempati urutan ke-4 (empat) kelas resiko tinggi dari 496 kabupaten/kota, maka kita semua wajib menyikapi ini dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas dari semua sektor maupun seluruh stakeholders yang ada di Madina, katanya.
Menurut dia, berdasarkan pengalamanselama ini di Mandailing Natal , maka sudah seharusnya masalah bencana menjadi perhatian serius dari pemerintah dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang handal sehingga ketangguhan Madina dalam menghadapi bencana dapat tercapai pada periode RPJMD.
Sejalan dengan visi nasional dalam penanggulangan bencana, maka dengan acara workshop Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dapat diketahui bersama bahwa RPB penting. RPB merupakan rencana umum dan menyeluruh dan meliputi seluruh tahapan bidang kerja kebencanaan baik tahap pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. INi sesuai dengan Undang – Undang No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, tegas M.Syafii.
Dia berharap, peserta kegiatan dapat mengikuti dari awal sampai akhir dengan serius sehingga apa yang ini dicita – citakan dalam visi misi penanggulangan bencana Madina dapat tercapai.
Sementara Kepala BPBD Madina Risfan Julardi mengatakan dengan tegas agar seluruh peserta yang mengikuti acara workshop benar – benar serius menyikapi dan memahami apa yang disampaikan oleh narasumber atau fasilator nantinya. Sehingga ilmu yang didapatkan dalam acara workshop tersebut dapat diterapkan kepada masing – masing dinas terkait bahkan ketengah – tengah masyarakat dalam rangka Penaggulangan Bencana di Mandailig Natal (Madina), kata Rispan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Work Shop dihadiri oleh Asisten II Pemkab Madina M.Syafii Lubis, Kepala BPBD Madina Risfan Julardi, Kepala BAPPEDA Madina Abu Hanipa, narasumber Salamuddin, SH fasilator pengurangan bencana dari Provinsi Sumatera Utara, perwakilan dari seluruh SKPD Madina, dan juga utusan dari mahasiswa Mandailing Natal.
Bupati Mandailing Natal Drs.H.Dahlan Hasan Nasution melalui asisten II M.Syafii Lubis mengatakan, mengutip Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2013 secara nasional Mandailing Natal memiliki kelas resiko tinggi dan menempatkan kabupaten ini pada urutan ke-20 (dua puluh) dari 496 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang telah di data oleh BNPB. Di Provinsi Sumatera Utara , Kabupaten Mandailing Natal berada pada urutan ke-2 (dua) , setelah Gunung Sitoli.
"Untuk resiko bencana bumi Madina menempati urutan ke-4 (empat) kelas resiko tinggi dari 496 kabupaten/kota, maka kita semua wajib menyikapi ini dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas dari semua sektor maupun seluruh stakeholders yang ada di Madina, katanya.
Menurut dia, berdasarkan pengalamanselama ini di Mandailing Natal , maka sudah seharusnya masalah bencana menjadi perhatian serius dari pemerintah dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang handal sehingga ketangguhan Madina dalam menghadapi bencana dapat tercapai pada periode RPJMD.
Sejalan dengan visi nasional dalam penanggulangan bencana, maka dengan acara workshop Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dapat diketahui bersama bahwa RPB penting. RPB merupakan rencana umum dan menyeluruh dan meliputi seluruh tahapan bidang kerja kebencanaan baik tahap pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. INi sesuai dengan Undang – Undang No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, tegas M.Syafii.
Dia berharap, peserta kegiatan dapat mengikuti dari awal sampai akhir dengan serius sehingga apa yang ini dicita – citakan dalam visi misi penanggulangan bencana Madina dapat tercapai.
Sementara Kepala BPBD Madina Risfan Julardi mengatakan dengan tegas agar seluruh peserta yang mengikuti acara workshop benar – benar serius menyikapi dan memahami apa yang disampaikan oleh narasumber atau fasilator nantinya. Sehingga ilmu yang didapatkan dalam acara workshop tersebut dapat diterapkan kepada masing – masing dinas terkait bahkan ketengah – tengah masyarakat dalam rangka Penaggulangan Bencana di Mandailig Natal (Madina), kata Rispan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014