![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://sumut.antaranews.com/berita/141639/perajin-besi-hss-butuh-bantuan-modal-kerja&media=https://img.antaranews.com/cache/1200x800/no-image.jpg&description=Perajin Besi "HSS" Butuh Bantuan Modal Kerja){kind=link}
Langkat, Sumut, 6/10 (Antara) - Perajin besi Hammer Specialis Systim (HSS) yang memproduksi berbagai jenis alat pertukangan, perkebunan, dan pertanian di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sangat membutuhkan bantuan modal kerja untuk meningkatkan produksinya.
"Kita butuh bantuan modal kerja untuk meningkatkan dan menambah produksi yang ada sekarang ini," kata pengelola kerajinan besi Hammer Specialis Systim "HSS" Sutrisno di Stabat, Senin.
Sutrisno menjelaskan bahwa produksi kerajinan besi yang sudah dirintisnya sejak 1987 ini sudah dipakai di berbagai daerah seperti Medan, Sumatera Barat, Riau, Aceh, terutama untuk alat pertukangan, perkebunan dan pertanian.
Seperti gunting plat buatannya, sangat dibutuhkan oleh pabrik, bengkel mobil maupun perajin kaleng termasuk juga alat perkebunan seperti eggrek, dodos, kampak, dan alat pertanian parang babat, sabit.
"Untuk memproduksi massal hasil kerajinanya itu, kita terkendala pada modal kerja untuk membeli alat berupa mesin," katanya.
Padahal hasil kerajinan besi buatannya itu, selalu diminati berbagai perusahaan maupun para penjual besi yang ada diberbagai daerah tadi, sambungnya.
Sutrisno mengatakan seluruh produksinya diberi label HSS yang juga berarti Hemat Serta Serasi. Jenis produksinya antara lain gunting seharga Rp150.000/unit, pahat Rp15.000, dodos Rp75.000, eggrek Rp175.000, sabit Rp50.000, dan parang babat Rp75.000.
"Hingga sekarang ini kita belum pernah menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Langkat untuk menambah dan meningkatkan produksi, padahal banyak sekali permintaan dari berbagai di luar Kabupaten Langkat," ujarnya.
Sutrisno yang juga Ketua Kelompok Perajin Pande Besi Kabupaten Langkat itu menambahkan bahwa untuk sekarang ini produksinya per bulan seperti gunting 300 unit, pahat 2.500 unit.
"Industri pande besi yang ada di Langkat ini kurang mendapat perhatian baik pemerintah maupun lembaga keuangan padahal masyarakat sangat membutuhkan alat-alat ini," sambungnya.
Secara terpisah salah seorang tukang bangunan Selamat menjelaskan bahwa produksi besi keluaran HSS ini sangat diminati para tukang yang ada di Kabupaten Langkat ini.
"Alat pertukangan keluaran HSS sangat banyak diminta para tukang bangunan, maupun bengkel mobil yang ada," katanya.
Hasil kerajinan besi yang dibuat HSS tahan lama, kualitasnya juga terjamin, sehingga bisa bersaing dengan produksi lainnya. ***2***
(T.KR-IFZ/B/R. Malaha/R. Malaha)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Kita butuh bantuan modal kerja untuk meningkatkan dan menambah produksi yang ada sekarang ini," kata pengelola kerajinan besi Hammer Specialis Systim "HSS" Sutrisno di Stabat, Senin.
Sutrisno menjelaskan bahwa produksi kerajinan besi yang sudah dirintisnya sejak 1987 ini sudah dipakai di berbagai daerah seperti Medan, Sumatera Barat, Riau, Aceh, terutama untuk alat pertukangan, perkebunan dan pertanian.
Seperti gunting plat buatannya, sangat dibutuhkan oleh pabrik, bengkel mobil maupun perajin kaleng termasuk juga alat perkebunan seperti eggrek, dodos, kampak, dan alat pertanian parang babat, sabit.
"Untuk memproduksi massal hasil kerajinanya itu, kita terkendala pada modal kerja untuk membeli alat berupa mesin," katanya.
Padahal hasil kerajinan besi buatannya itu, selalu diminati berbagai perusahaan maupun para penjual besi yang ada diberbagai daerah tadi, sambungnya.
Sutrisno mengatakan seluruh produksinya diberi label HSS yang juga berarti Hemat Serta Serasi. Jenis produksinya antara lain gunting seharga Rp150.000/unit, pahat Rp15.000, dodos Rp75.000, eggrek Rp175.000, sabit Rp50.000, dan parang babat Rp75.000.
"Hingga sekarang ini kita belum pernah menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Langkat untuk menambah dan meningkatkan produksi, padahal banyak sekali permintaan dari berbagai di luar Kabupaten Langkat," ujarnya.
Sutrisno yang juga Ketua Kelompok Perajin Pande Besi Kabupaten Langkat itu menambahkan bahwa untuk sekarang ini produksinya per bulan seperti gunting 300 unit, pahat 2.500 unit.
"Industri pande besi yang ada di Langkat ini kurang mendapat perhatian baik pemerintah maupun lembaga keuangan padahal masyarakat sangat membutuhkan alat-alat ini," sambungnya.
Secara terpisah salah seorang tukang bangunan Selamat menjelaskan bahwa produksi besi keluaran HSS ini sangat diminati para tukang yang ada di Kabupaten Langkat ini.
"Alat pertukangan keluaran HSS sangat banyak diminta para tukang bangunan, maupun bengkel mobil yang ada," katanya.
Hasil kerajinan besi yang dibuat HSS tahan lama, kualitasnya juga terjamin, sehingga bisa bersaing dengan produksi lainnya. ***2***
(T.KR-IFZ/B/R. Malaha/R. Malaha)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014