Jakarta, 3/7 (Antara) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mulai melakukan inventarisasi basis data atlet untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan para atlet.

"Bagaimana pun caranya mulai dari atlet, mantan atlet, pelatih dan mantan pelatih atlet-pelatih harus bisa mendapatkan kehidupan lebih baik. Untuk itu dilakukan inventarisasi," kata Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Pelaku Olahraga KONI Usep Saprudin di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, para pelaku olahraga yang sudah membuat prestasi dan menjadi kebanggaan bangsa tidak semua mempunyai kehidupan layak, bahkan beberapa di antaranya mempunyai kondisi kehidupan yang memprihatinkan seperti menjadi tukang parkir.

KONI, lanjut dia, telah membuat langkah besar dengan melakukan inventarisasi atlet di seluruh Pengurus Daerah Provinsi di Indonesia untuk semua cabang olahraga.

Namun langkah itu tidak sepenuhnya berjalan lancar karena hampir semua Pengda cabang olahraga di daerah tidak menyetorkan nama atlet maupun mantan atlet berprestasi serta pelatih dan mantan pelatih secara lengkap ke KONI.

"Sayang, kadang pengurus cabang olahraganya tidak respons sehingga kami kesulitan mendapatkan informasi dengan pelaku olahraga, dan pada akhirnya kita yang inventarisasi sendiri," kata Usep yang juga pembina Persatuan Sepak Takraw Indonesia itu.

Ia mengemukakan, KONI punya program bertajuk "KONI Awards" sebagai cara untuk memberikan penghargaan tertinggi kepada para atletnya yang berprestasi baik di kancah nasional maupun internasional guna mengharumkan nama bangsa.

"Ada tujuh nama atlet yang mendapatkan penghargaan 'KONI Awards' 2013 dua dari bulu tangkis Moh Ahsan dan Hendra Setiawan, Maria Natalia dari atletik, Triady Fauzi dari renang, Irene Kharisma dari catur, Lindswell Kwok dari wushu dan Umar Syarief dari karate," katanya.

Untuk pelatih, lanjutnya, ada nama Surachman dari atletik, Heri Imam dari bulu tangkis, M Suryadi dari dayung. Sementara pembina terbaik diraih Mohammad Hasan dari atletik, Laksanamana TNI Purnawirawan Achmad Sutjipto dari dayung serta Martina Wijaya dari tenis.

Mengenai bonus pemain ketika mampu membawa medali emas saat berlaga di Asian Games September 2014 di Korea Selatan dan SEA Games 2015 di Singapura, jika mendapatkan hasil yang maksimal, kata dia, akan diberikan sesuai dengan hasilnya.

"Tetap diberikan bonus dan uang pembinaan dari pemerintah bahkan rumah sekalipun sesuai janji Menteri Pemuda dan Olahraga untuk mensejahterakan atlet," katanya.

Sekretaris Bidang Kesejahteraan Pelaku Olahraga KONI Pusat Mulyo Satrio menambahkan, saat ini berdasarkan data ada 60 pengurus besar organisasi olahraga di Indonesia.

Namun dari 60 PB itu, kata dia, tidak ada basis data atlet yang akurat terkait perkembangan, status atau prestasi yang diraih atlet tersebut.

"Bahkan bonus berupa rumah saat ini sudah diuangkan senilai Rp125 juta," ungkapnya.

Ia berharap pemerintahan yang baru nanti bisa merealisasikan kesejahteraan para atlet, mantan atlet, pelatih dan mantan pelatih hingga pembina cabang olahraga.

"Harapannya agar mereka diperhatikan dan diakomodasi negara setelah mereka bersusah payah membawa nama bangsa kita dalam setiap pertandingan baik nasional maupun internasional," tambahnya. (T004)

Pewarta: Darwin Fatir

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014