Oleh Evalisa Siregar



Medan, 13/5 (Antara)- Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas atau Apigas Sumatera Utara, Johan Brien, menyebutkan, sejumlah investor termasuk di kawasan industri Sei Mangkei, Simalungun terpaksa menunda investasi karena tidak adanya gas dan krisis listrik yang masih berlanjut.

"Sejumlah investor terpaksa menunda investasi khususnya di Kawasan Industri Sei Mangke. Harusnya kondisi itu semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah pusat karena pembangunan Sei Mangkei merupakan proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia),"katanya di Medan, Selasa.

Ia menyebutkan dewasa ini, kebutuhan gas industri di Sumut sekitar 22 million standard cubic feet per day (mmscfd), sementara yang terpenuhi hanya sekitar 9 mmscfd setelah ada tambahan dari gas Benggala, Langkat.

Desakan ke pusat semakin dinilai penting karena nyatanya pasokan gas dari Arun, Aceh yang diproyeksikan mulai Oktober ini nyatanya tertunda hingga tahun depan.

Dia mengakui, Sumut berharap pasokan gas dari Sumur Gas di Benggala Langkat, tetapi karena produksinya tidak bisa besar, maka tetap saja mendesak Pusat mencarikan solusi.

Potensi Gas Benggala ada sekitar 12 mmscfd itupun kalau empat lubang gas di kawasan itu dieksplorasi semua.

Harus ada solusi, apalagi sejumlah investor sedang menunggu di Sei Mangke, katanya.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sumut, Sabrina, mengatakan, Pemprov Sumut sudah dan terus mendesak Pusat untuk menambah pasokan gas ke Sumut secepatnya.

"Pemprov Sumut sudah terus-terusan mendesak bahkan sudah keliling ke provinsi lain melihat peluang adanya yang bisa dilakukan kerja sama untuk menangani krisis gas di Sumut,"katanya.

Sabrina menegaskan, Pemerintah Pusat sudah berjanji memenuhi kebutuhan gas Sumut dan janji itu terus ditunggu Sumut. (E016)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014