Oleh Munawar Mandailing
Medan, 21/3 (Antara) - Siti Aisyah boru Pulungan (8), anak tuna wisma yang merawat ayahnya bertahun-tahun di atas becak pengangkut barang, merasa bangga dan senang karena kembali bersekolah seperti anak-anak lainnya.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Sumatera Utara M Zahrin Piliang, Jumat, mengatakan sebelum pergi ke sekolah di SD Negeri Nomor 060786, Jalan Purwo Medan, Aisyah terlebih dahulu mencium kening ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang terbaring di RSU dr Pirngadi karena menderita penyakit paru-paru.
"Aisyah yang mengenakan seragam pramuka baru pemberian pelaksana tugas Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin, dengan semangat berangkat pergi sekolah," ujar Zahrin.
Dia menyebutkan, kegembiraan terlihat di raut wajah Aisyah saat pergi ke sekolah yang tidak jauh dari RSU dr Pirngadi tempat ayahnya dirawat.
Aisyah selama ini putus sekolah karena merawat ayahnya selama beberapa tahun. Mereka berdua tidur di atas becak pengangkut barang yang dikayuh anak perempuan tersebut sambil merawat ayahnya yang sakit.
"Kita sangat prihatin dengan nasib Aisyah yang dengan tabah merawat ayahnya, yang tidak dapat berbuat apa-apa, selain hanya terbaring lemas di atas becak sebagai tempat tinggal mereka. Mereka berdua tidur di alam terbuka," katanya.
Zahrin mengapresiasi pelaksana tugas Wali kota Medan T Dzulmi Eldin yang menyekolahkan kembali Aisyah dan membawa Nawawi berobat ke RSU dr Pirngadi Medan.
"Ini adalah sikap sangat terpuji yang dicontohkan Dzulmi Eldin dan perlu ditiru pejabat lainnya agar peduli terhadap nasib warga yang menderita dan tidak ada biaya sekolah," kata dia.
Sebelumnya, Siti Aisyah boru Pulungan sempat duduk di kelas satu SD di Jalan Halat Medan.
Namun karena harus merawat ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan yang sakit, dia terpaksa mengorbankan diri berhenti dan meninggalkan bangku sekolah.
Pelaksana tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin terenyuh melihat pengorbanan wanita kecil itu bersama ayah yang sehari-hari tinggal di atas becak barang lantaran tidak mampu membayar sewa rumah kontrakan.
Bahkan, katanya, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka hanya bisa mengharapkan belas kasihan orang lain.
"Perjuangan Aisyah merawat ayahnya yang sakit benar-benar luar biasa dan jarang ada anak yang seperti ini. Kami tidak mau masa depan bocah tersebut hilang karena harus menjaga ayahnya yang sakit, dan Aisyah harus sekolah" kata Eldin ketika membesuk Nawawi di RSU dr Pirngadi Medan, Kamis (20/3). (M034)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Medan, 21/3 (Antara) - Siti Aisyah boru Pulungan (8), anak tuna wisma yang merawat ayahnya bertahun-tahun di atas becak pengangkut barang, merasa bangga dan senang karena kembali bersekolah seperti anak-anak lainnya.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Sumatera Utara M Zahrin Piliang, Jumat, mengatakan sebelum pergi ke sekolah di SD Negeri Nomor 060786, Jalan Purwo Medan, Aisyah terlebih dahulu mencium kening ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang terbaring di RSU dr Pirngadi karena menderita penyakit paru-paru.
"Aisyah yang mengenakan seragam pramuka baru pemberian pelaksana tugas Wali Kota Medan T Dzulmi Eldin, dengan semangat berangkat pergi sekolah," ujar Zahrin.
Dia menyebutkan, kegembiraan terlihat di raut wajah Aisyah saat pergi ke sekolah yang tidak jauh dari RSU dr Pirngadi tempat ayahnya dirawat.
Aisyah selama ini putus sekolah karena merawat ayahnya selama beberapa tahun. Mereka berdua tidur di atas becak pengangkut barang yang dikayuh anak perempuan tersebut sambil merawat ayahnya yang sakit.
"Kita sangat prihatin dengan nasib Aisyah yang dengan tabah merawat ayahnya, yang tidak dapat berbuat apa-apa, selain hanya terbaring lemas di atas becak sebagai tempat tinggal mereka. Mereka berdua tidur di alam terbuka," katanya.
Zahrin mengapresiasi pelaksana tugas Wali kota Medan T Dzulmi Eldin yang menyekolahkan kembali Aisyah dan membawa Nawawi berobat ke RSU dr Pirngadi Medan.
"Ini adalah sikap sangat terpuji yang dicontohkan Dzulmi Eldin dan perlu ditiru pejabat lainnya agar peduli terhadap nasib warga yang menderita dan tidak ada biaya sekolah," kata dia.
Sebelumnya, Siti Aisyah boru Pulungan sempat duduk di kelas satu SD di Jalan Halat Medan.
Namun karena harus merawat ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan yang sakit, dia terpaksa mengorbankan diri berhenti dan meninggalkan bangku sekolah.
Pelaksana tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin terenyuh melihat pengorbanan wanita kecil itu bersama ayah yang sehari-hari tinggal di atas becak barang lantaran tidak mampu membayar sewa rumah kontrakan.
Bahkan, katanya, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka hanya bisa mengharapkan belas kasihan orang lain.
"Perjuangan Aisyah merawat ayahnya yang sakit benar-benar luar biasa dan jarang ada anak yang seperti ini. Kami tidak mau masa depan bocah tersebut hilang karena harus menjaga ayahnya yang sakit, dan Aisyah harus sekolah" kata Eldin ketika membesuk Nawawi di RSU dr Pirngadi Medan, Kamis (20/3). (M034)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014