Medan,20/12 (Antara) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara mengungkapkan harga ekspor karet Indonesia jenis SIR-20 bertahan rendah seiring lesunya permintaan menjelang akhir tahun 2013.

"Harga ekspor untuk pengapalan Januari 2014 di bursa Singapura tanggal 27 Desember 2013 misalnya sebesar 2,29 dolar AS per kg, sedangkan untuk Februari naik sedikit menjadi 2,30 dolar AS per kg," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumatera Utara (Sumut), Edy Irwansyah di Medan, Senin.

Menurut dia, harga yang rendah itu akibat permintaan yang sedikit bahkan nyaris tidak ada karena di luar negeri sudah memasuki libur akhir tahun 2013.

"Harga sebesar itupun sebenarnya sudah cukup bagus mengingat permintaan yang sepi," kata Edy.

Eksportir, lanjut dia, sedikit tertolong karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah di kisaran Rp12.000-an per dolar AS sehingga mereka meraih untung lebih banyak.

Harga SIR-20 yang bertahan rendah itu juga berimbas kepada harga bahan olah karet (bokar) di pasar lokal yang mencapai Rp23.602 hingga Rp25.602 per kg.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno menyebutkan hingga tahun 2013, karet masih menjadi penyumbang devisa terbesar kedua setelah sawit bagi Sumut.

"Harga ekspor yang cenderung melemah pada tahun ini otomatis juga membuat penerimaan devisa Sumut dari komdoditas itu ikut berkurang," katanya. (E016)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013