Medan, 28/12 (Antara) -Kredit perbankan di Sumatera Utara hingga Oktober 2013 sudah mencapai Rp148,41 triliun, meski kondisi ekonomi nasional belum seperti yang diharapkan.
"Kredit perbankan Sumut tahun ini naik lumayan besar atau 19,01 persen dari tahun lalu," kata Deputi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Regional IX Sumut dan Aceh, Mikael Budisatrio di Medan, Sabtu.
Dari total kredit itu, sebagian besar atau 94,96 persen disalurkan oleh perbankan konvensional.
Peningkatan kredit terutama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tetapi meski naik, kredit bermasalah (NPL) perbankan Sumut masih cukup aman atau 2,33 persen.
"Namun meski NPL masih aman, BI sudah mengingatkan perbankan untuk menahan laju penyaluran kredit,"katanya.
Penahanan kredit dinilai perlu dilakukan mengingat pada 2014 perekonomian juga belum stabil.
Perkembangan perbankan mengikuti pertumbuhan ekonomi sehingga kalau ekonomi melambat maka bank juga harus mengimbanginya.
"Kredit macet harus dihindari apalagi kalau sedang terjadi inflasi tinggi karena bisa menggangu perekonomian,"katanya.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, penahanan kredit memang diperlukan tetapi jangan sampai menggangu kinerja perusahaan yang membutuhkan dana segar dan itu termasuk perbankan sendiri.
Penyaluran kredit, kata dia, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kredit bukan hanya bisa membantu perkembangan usaha tetapi juga termasuk kinerja perbankan. (E016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Kredit perbankan Sumut tahun ini naik lumayan besar atau 19,01 persen dari tahun lalu," kata Deputi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Regional IX Sumut dan Aceh, Mikael Budisatrio di Medan, Sabtu.
Dari total kredit itu, sebagian besar atau 94,96 persen disalurkan oleh perbankan konvensional.
Peningkatan kredit terutama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tetapi meski naik, kredit bermasalah (NPL) perbankan Sumut masih cukup aman atau 2,33 persen.
"Namun meski NPL masih aman, BI sudah mengingatkan perbankan untuk menahan laju penyaluran kredit,"katanya.
Penahanan kredit dinilai perlu dilakukan mengingat pada 2014 perekonomian juga belum stabil.
Perkembangan perbankan mengikuti pertumbuhan ekonomi sehingga kalau ekonomi melambat maka bank juga harus mengimbanginya.
"Kredit macet harus dihindari apalagi kalau sedang terjadi inflasi tinggi karena bisa menggangu perekonomian,"katanya.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, penahanan kredit memang diperlukan tetapi jangan sampai menggangu kinerja perusahaan yang membutuhkan dana segar dan itu termasuk perbankan sendiri.
Penyaluran kredit, kata dia, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kredit bukan hanya bisa membantu perkembangan usaha tetapi juga termasuk kinerja perbankan. (E016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013