Langkat, 10/11 (Antara) - Puluhan warga Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat memprotes pembangunan menara atau tower milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu, karena lahan dan tanaman yang terkena lokasi pembangunan belum diganti rugi.

"Kami minta ganti rugi atas penggunaan lahan yang terkena lokasi pembangunan tower milik PLTU," kata Panohonan, salah satu warga yang melakukan unjuk rasa di kantor PLN Gebang, Minggu.

Mereka datang dengan membawa poster berisi tulisan menuntut PLN selaku pengelola jaringan PLTU Pangkalan Susu, untuk mengganti rugi tanah dan tanaman yang terkena dampak pembangunan menara pembangkit listrik itu.

Menurutnya, saat ini ada tiga desa di Kecamatan Gebang yang dijadikan lokasi pembangunan menara sutet, masing-masing dibangun tahun 1988 berkekuatan 150 kilo volt dan berdaya 275 kilo volt yang belum lama ini dibangun untuk jaringan tranmisi PLTU Pangkalan Susu.

"Sejak pembangunan tower yang pertama, warga tidak menerima ganti rugi lahan dan tanaman selama 25 tahun," katanya.

Kini, lanjut dia, sebuah menara sutet lainnya dibangun tak jauh dari lokasi menara yang pertama.

Pembangunan menara sutet ini bukan hanya mengenai tanah mereka, tetapi juga sejumlah tanaman perkebunan warga ikut dimusnahkan PLN.

"Pihak PLN sebelumnya memang ada melakukan sosialisasi pembangunan menara, namun belum ada kesepakatan soal ganti rugi tanah, bangunan maupun tanaman yang terkena dampak pembangunan menara sutet," ujarnya.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat Tarzan Naibaho yang datang ke lokasi menyatakan keprihatinannya atas tindakan PLN yang merusak tanah dan tanaman warga ini.

"Kita merasa prihatin dengan tindakan PLN ini, tanpa melakukan musyawarah dengan warga menyangkut pembangunan tower PLTU Pangkalan Susu," ucap dia.

Ia juga mengingatkan PLN agar melakukan musyawarah dengan warga, sehingga proses pembangunan menara jaringan listrik tersebut dapat berjalan lancar tanpa merugikan pihak manapun. (KR-IFZ)

Pewarta: Imam Fauzi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013