Medan, 7/11 (Antara) - PT Petrokima Gresik mengklaim pengawalan lima ribuan hektare tanaman padi di Sumatera Utara (Sumut) pada masa tanam Oktober 2012 hingga Maret 2013, hampir 100 persen berhasil.

"Berdasarkan catatan manajemen, kegagalan hanya terjadi di kawasan areal Bangun Purba, Deliserdang seluas 40 hektare. Tanaman gagal karena mengalami kekeringan,"kata Sales Supervisor PT Petrokimia Gresik Wilayah Sumut, Cahyono, di Medan, Kamis.

Diakui, kegagalan itu sejak awal sudah diprediksi mengingat kawasan tersebut memang lebih cocok untuk tanaman keras khususnya kelapa sawit.

"Nyatanya memang betul, lahan itu tidak cocok untuk ditanam padi, apalagi memang sedang terjadi cuaca ekstrem," katanya.

Meski terjadi kegagalan di Bangun Purba, Petrokima tidak patah semangat untuk terus melakukan pengawalan lahan tanaman petani lainnya di lima kota/kabupaten yang ditetapkan Pemerintah sebagai wilayah tanggung jawab perusahaan itu yakni Simalungun, Karo, Serdang Bedagai, Deli Serdang, dan Langkat.

Hasil kerja keras Petrokimia mengawal di lima kawasan dengan jumlah kelompok tani hampir 150 kelompok atau 6 ribuan orang petani itu nyatanya tampak membuahkan hasil.

"Tanaman tampak bagus, sehinggga diharapkan target kenaikan produksi sekitar satu ton per hektare dari panen selama ini yang rata-rata 4,6 ton setiap hektarenya bisa tercapai,"katanya.

Pengawalan produksi padi itu sendiri dibebankan Pemerintah ke perusahaan BUMN untuk membantu pengamanan produksi beras nasional menghadapi kondisi iklim ekstrem.

Menteri BUMN melalui program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K)) 2013, menginstruksikan BUMN melakukan pengawalan tanaman padi pada satu musim tanam (Oktober 2012-Maret 2013).

Petrokimia sendiri mengawal produksi tanaman petani dengan membantu atau mendampingi petani/kelompok tani melakukan pemupukan secara tepat dan benar, dimana untuk satu hektare tanaman padi dosis komposisi pemupukan adalah petroganik (pupuk organik) 500 kg, phonska 300 kg dan urea 200 kg atau yang disebut 5-3-2.

Di luar teknologi pemupukan, Petrokima mengawal teknis budidaya seperti penggunaan benih dan pengendalian hama.

Cahyo menjelaskan, secara nasional, Pemerintah menargetkan bisa mengawal satu juta hektare lahan padi petani.

GP3K tu mengacu pada Inpres No 5 tahun 2011, 2 Maret 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim termasuk untuk mendukung program swasembada beras Kementerian Pertanian yang surplus sebesar 10 juta ton pada 2014.

Kasubbag Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini menyebutkan, akibat cuaca khususnya banjir banyak tanaman petani yang mengalami kerusakan.

"Musim hujan dan diikuti ada erupsi dan letusan Gunung Sinabung di Karo, membuat panen di beberapa daerah terganggu dan dewasa ini Pemerintah sedang berupaya memperbaiki agar target produksi 3,8 juta ton gabah kering giling bisa tercapai,"katanya. (E016)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013