Samosir, 12/9 (Antara) - Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mendorong atlet asli Samosir memaksimalkan potensi yang ada terutama keberadaan Bukit Siulakhosa sebagai lokasi ideal untuk olahraga paralayang.
Ketua Harian FASI Sumatra Utara Ali Sudirman Pasaribu di Samosir, Kamis mengatakan, keberadaan Bukit Siulakhosa selama ini hanya dimaksimalkan oleh atlet-atlet luar Samosir. Untuk itu dengan adanya Festival Danau Toba atlet lokal bisa lebih bergairah lagi.
"Tempat sudah bagus. Tinggal dimaksimalkan saja. Begitu juga dengan alat-alat untuk paralayang. Makanya kami mendorong atlet lokal untuk unjuk kemampuan," katanya di lokasi pendaratan paralayang di Bukit Beta Samosir.
Menjadi atlet paralayang, kata dia, prosesnya memang cukup panjang. Namun demikian semuanya bisa dilakukan seiring dengan perkembangan salah satu olahraga dirgantara itu. Apalagi dalam setiap kejuaraan banyak instruktur yang hadir.
"Seperti saat ini. Seharusnya atlet lokal berperan. Apalagi kejuaraan ini skalanya nasional. Bahkan ada beberapa atlet asing yang berpartisipasi," kata pria yang juga panitia Paralayang Festival Danau Toba 2013 itu.
Kepada Dinas Operasi Lanud Soewondo Medan itu menambahkan, pada Festival Danau Toba 2013 ada empat atlet asing yang berpartisipasi yaitu dua orang dari Swiss dan dua orang Malaysia.
Selama kegiatan berlangsung, kata dia, semuanya berjalan lancar meski belum semua nomor dipertandingkan. Para atlet nasional juga bersaing ketat pada kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini.
"Untuk cuaca tidak ada masalah. Peserta juga bersaing dengan ketat. Yang jelas, secara umum pelaksanaan kegiatan ini cukup baik," katanya menegaskan.
Kejuaraan paralayang pada Festival Danau Toba 2013 diikuti 141 atlet. Hanya saja yang memiliki lisensi baru 107 atlet saja. Sedangkan atlet tuan rumah yang berpartisipasi hanya satu orang.
"Dulu ada sekitar 26 atlet disini. Tapi banyak yang berhenti berlatih setelah mereka menikah. Padahal alat juga ada," kata satu-satunya atlet paralayang asal Samosir, Abah Simbolon.
Minimnya atlet dari Samosir, FASI mendorong agar ada inovasi baru agar perkembangan paralayang bisa maksimal. Salah satunya dengan membuka paket terbang tandem. Dengan demikian, diharapkan minat calon atlet untuk menekuni paralayang lebih terbuka. (B016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
Ketua Harian FASI Sumatra Utara Ali Sudirman Pasaribu di Samosir, Kamis mengatakan, keberadaan Bukit Siulakhosa selama ini hanya dimaksimalkan oleh atlet-atlet luar Samosir. Untuk itu dengan adanya Festival Danau Toba atlet lokal bisa lebih bergairah lagi.
"Tempat sudah bagus. Tinggal dimaksimalkan saja. Begitu juga dengan alat-alat untuk paralayang. Makanya kami mendorong atlet lokal untuk unjuk kemampuan," katanya di lokasi pendaratan paralayang di Bukit Beta Samosir.
Menjadi atlet paralayang, kata dia, prosesnya memang cukup panjang. Namun demikian semuanya bisa dilakukan seiring dengan perkembangan salah satu olahraga dirgantara itu. Apalagi dalam setiap kejuaraan banyak instruktur yang hadir.
"Seperti saat ini. Seharusnya atlet lokal berperan. Apalagi kejuaraan ini skalanya nasional. Bahkan ada beberapa atlet asing yang berpartisipasi," kata pria yang juga panitia Paralayang Festival Danau Toba 2013 itu.
Kepada Dinas Operasi Lanud Soewondo Medan itu menambahkan, pada Festival Danau Toba 2013 ada empat atlet asing yang berpartisipasi yaitu dua orang dari Swiss dan dua orang Malaysia.
Selama kegiatan berlangsung, kata dia, semuanya berjalan lancar meski belum semua nomor dipertandingkan. Para atlet nasional juga bersaing ketat pada kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini.
"Untuk cuaca tidak ada masalah. Peserta juga bersaing dengan ketat. Yang jelas, secara umum pelaksanaan kegiatan ini cukup baik," katanya menegaskan.
Kejuaraan paralayang pada Festival Danau Toba 2013 diikuti 141 atlet. Hanya saja yang memiliki lisensi baru 107 atlet saja. Sedangkan atlet tuan rumah yang berpartisipasi hanya satu orang.
"Dulu ada sekitar 26 atlet disini. Tapi banyak yang berhenti berlatih setelah mereka menikah. Padahal alat juga ada," kata satu-satunya atlet paralayang asal Samosir, Abah Simbolon.
Minimnya atlet dari Samosir, FASI mendorong agar ada inovasi baru agar perkembangan paralayang bisa maksimal. Salah satunya dengan membuka paket terbang tandem. Dengan demikian, diharapkan minat calon atlet untuk menekuni paralayang lebih terbuka. (B016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013