Pematangsiantar, 11/9 (Antara) - Pembuat dan pedagang tahu/tempe di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tidak terpengaruh dengan harga kedelai yang melonjak tinggi.

"Kami siasati dengan besaran atau menaikkan harga tahu dan tempe dengan harga yang masih terjangkau," jelas Hendra warga Kelurahan Tomuan yang membuka usaha di Pasar Horas Pematangsiantar, Rabu.

Demikian juga pembuat tahu dan tempe di Pasar Dwikora Pematangsiantar, Darti warga Simpang Kerang Kelurahan Sumber Jaya Pematangsiantar dan Wati warga Rambung Merah Kabupaten Simalungun.

Hendra mengaku cukup terkejut dengan kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp3.500 per kilogram sebagai dampak dari Pulau Jawa. Sebelum naik tiga hari lalu, harga kedelai Rp6.250 per kilogram, sekarang Rp9.750 per kilogram.

Sedangkan tahu dan tempe dengan ukuran besar yang biasa dinaikkan antara Rp500 sampai Rp1.000, dan jika ukuran dikecilkan harga tetap kisaran Rp1.500 sampai Rp2.000 disesuaikan bentuknya.

Ketiga pedagang di dua pasar tradisional ini mengaku belum mendapat respon negatif dari para konsumen dan omset penjualanan tidak jauh berbeda dari biasanya karena memahami kondisi yang terjadi.

¿Sukurlah para langganan tidak begitu keberatan, hanya menanya dan tetap membeli dengan jumlah seperti biasanya. Begitu juga yang mesan, memang awalnya kami tawari mau harga naik dengan ukuran tetap atau harga tetap ukuran dikecilkan. Permintaan beragam, dan kami ikuti keinginan pembeli,¿ papar Darti. ***3***

(T.KR-WRS/B/M. Yusuf/M. Yusuf)

Pewarta: Waristo

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013