Medan, 14/8 (Antara)- Nilai devisa Sumatera Utara dari lemak dan minyak hewan/nabati (CPO dan produk turunannya) pada semester I 2013 menurun 1,18 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 1,960 miliar dolar AS.

Penurunan terjadi karena harga jual CPO dan produk turunan lainnya tren menurun dampak krisis global, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno di Medan, Rabu.

Pada semester I 2012, devisa Sumut dari golongan barang itu sudah sempat mencapai 1,983 miliar dolar AS.

"Walau tren menurun, tetapi lemak dan minyak hewan/nabati itu masih tetap mempunyai kontribusi terbesar pada penerimaan devisa Sumut yang totalnya di semester I 2013 mencapai 4,8 miliar dolar AS," katanya.

Setelah golongan barang itu, kontribusi terbesar ke dua adalah karet dan barang dari karet.

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, menyebutkan, krisis global khususnya yang masih dirasakan di negara pembeli utama CPO dan produk turunannya yakni China, India, Eropa dan termasuk Amerika Serikat berdampak pada tekanan permintaan dan harga komoditas tersebut.

Bahkan melihat kondisi dewasa ini, ada prakiraan harga akan tertekan lagi di semester II ini karena ada masa panen raya tandan buah segar (TBS) di negara produsen termasuk Indonesia pada September.

Dengan penurunan devisa minyak sawit dari Sumut, maka otomtis juga akan mempengaruhi penerimaan secara nasional mengingat Sumut salah satu penghasil dan penngekspor terbesar komoditas tersebut.***3***
(T.E016/C/S. Suryatie/S. Suryatie)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013